Rondeaktual.com, Jakarta – Uang menjadi masalah. Promotor tidak punya uang untuk melunasi sisa honor petinju sebelum bertanding, maka pertandingan terpaksa dibatalkan. Petinju baru terima panjar 20% dan sisa 80% tidak dilunasi. Menurut rencana, Wono Roya akan bertarung 12 ronde melawan M Rochim di Gedung Gasibu Swadaya, Pacitan, Jawa Timur, Minggu (17/6/2018). Jika menang, maka Wono Roya, mantan pettinju Extra Joss Jakarta akan tercatat sebagai juara Indonesia tertua; 46 tahun.
Wono Roya bercita-cita mencetak rekor juara Indonesia tertua, harus menutup muka karena malu. “Semua pertandingan dibatalkan. Promotor tidak cukup uang. Ya sudah, kita batalkan,” kata seorang tokoh tinju nasional yang meminta jangan diberitakan.
Rondeaktual.com sudah sejak dua bulan lalu menulis tentang rencana Wono Roya, mantan petinju era televisi siaran langsung 15 tahun silam. Wono bercita-cita ingin membuat rekor juara Indonesia tertua. Wono berkali-kali menyebut dirinya sebagai “Singa Tua” dari Pacitan, sebagai upaya memotivasi dirinya sendiri. Ia juga harus melakukan perjalanan jauh dari Pacitan ke Malang untuk mendapatkan latih tanding sebagai persiapan menuju kejuaran Indonesia.
Selain partai kejuaraan Indonesia, sejumlah veteran Jawa Timur akanbertanding, seperti; Dobrak Arter (Malang) melawan Eric Arcibald (Surabaya), Iwan Key (Batu) melawan Machfud (Banyuwangi).
“Terjadi kebingungan,” kata Eric Arcibald, melalui WhatsApp, Minggu malam. Saling menyalahkan antara promotor dengan orang yang mengurus pertandingan. “Kami sudah di Pacitan. Pak Adrian Ingratoeboen selaku Inspektur Pertandingan dari KTPI Pusat dan wasit Nus Ririhena serta hakim dari KTPI Jawa Timur, sudah di Pacitan. Uang habis, katanya untuk pengurus dan saling menyalahkan. Wono Roya bingung dan marah kepada penyandang dana.”
Dobrax Arter yang mengaku kepalanya pening dalam percalanan pulang, menyampaikan melalui pesan WhatsApp bahwa pertandingan dibatalkan oleh Adrian Ingratoeboen selaku Inspektur Pertandingan dan sudah kembali ke Jakarta. Dobrax memastikan tidak ada yang mengancam dirinya tentang kebenaran informasi batalnya pertandingan di Pacitan.
Dobrax Arter meneruskan: “Kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Mereka saling menyalahkan. Kita tidak tahu apa yang terjadi. Dana itu antara ada dan tidak ada, kita juga tidak tahu.”
Finon Manullang
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya Amelia, putri bapak Wono Roya. Ini semua kita korban. Termasuk ayah saya. Panitia yaitu pak joko yg menjadi dalang dari masalah ini. Dia yg menyanggupi penyediaan dana. Tapi ternyata dia tak bisa memenuhinya. Ayah saya sudah latihan keras 3 bulan. Kami keluarga juga bingung. Dan Pak Jokolah yg mnjd dalang ketidakpastian acara ini. Pihak keluarga ayah sudah mendesak sejak lama urusan administrasi. Namun pihak pencari dana, Joko terus saja mengulur waktu. Mohon maaf atas berita yg beredar ini. Jangan semakin memperkeruh keadaan dan menyudutkan ayah saya karena ayah saya juga korban. Terima kasih
Masih saja ada kejadian seperti itu ya,,,