Rondeaktual.com, Jakarta, Ditulisan oleh Alfred Kayoi – Papua di era tahun tujuhpuluhan sampai awal sembilanpuluhan adalah masa-masa keemasan dan kejayaannya tinju amatir di Provinsi Irian Jaya dengan nama-nama besar seperti: Lodwik Akwan, Frans Bonsapia, Benny Maniani, Valence Hurulean, Seppy Karubaba, Teppy Wanggai, Carol Renwarin, Charles Yarisetouw sampai Agus May dan kawan-kawan.
Nama-nama tadi merupakan raja di tiap kelasnya. Setiap event nasional yang diselenggarakan, Irian Jaya tidak pernah absen sampai ke pelosok Nusantara, walau kadang hanya dengan tranportasi laut, yang penting sampai tujuan untuk bertinju (talenta orang Papua): olahraga & suara emasnya, itulah figur: Pengurus Gila Olahraga Tinju Amatir di era itu.
Kalau kita ingin sukses prestasi pada PON XX tahun 2020 di Papua, kita tidak perlu lagi berharap kepada atllet-atlet yang sudah dimakan usia, belanja atlet non Papua, kecuali asli Papua yang bertugas atau pendidikan di luar Papua dengan memiliki prestasi tingkat nasional.
Kalau berbicara soal harus regenerasi atlet, ini bukan waktunya lagi untuk target menuju PON XX Tahun 2020 di Papua. Walau kita terlambat tapi harus optimis karena papua cukup kaya dan dikenal sebagai gudang atlet-atlet tangguh yang memiliki fisik kuat, sehingga ingin memajukan Papua di bidang olahraga khususnya tinju amatir maka kita harus serius kerja keras dan gila olahraga untuk menggali atlet-atlet di daerah melalui kejurda (mukerda) dan kejuaraan lainnya untuk mempersiapkan atlet-atlet lapis satu & dua agar setiap kejurnas, open turnamen & event nasional lainnya, harga mati untuk harus ikuti (karena dana bagi Papua no coment).
Ini adalah suatu hal kecil yang dianggap biasa-biasa saja dan tidak pernah ada, sehingga pertinjuan di Papua seakan-akan tidur nyenyak, sedang bermimpi indah bernostalgia dengan masa lalu (salah satu sudut pandang tenggelamnya prestasi tinju amatir di Papua).
Jadi kalau para pengurus cabor tinju tidak mampu bekerja untuk jadi gila olahraga, sebaiknya mengundukan diri, tidak perlu harus ngotot untuk duduk sebagai pengurus. Saat ini kita butuh pengurus yg benar-benar bekerja atau gila olahraga. Kita tidak butuh pengurus yang numpang nama untuk berpenampilan menuju PON XX Tahun 2020 di Papua.
Semoga Porprov Remaja se-Papua bulan November 2018 di Jayapura, Kejurda Tinju Amatir Elite Man/Women Tahun 2018, Pengprov Pertina Papua, tanggal 18-25 November 2018 di Timika dan POPNAS 2019 di Papua mengasah tinju amatir di Papua menuju ke era Papua Bangkit.
Papua memiliki prasarana fisik, modal sosial, bintang olahraga dan aset wisata. Papua bisa dan siap menyambut pesta olahraga terbesar di Indonesia.
Alfred Kayoi, adalah pengurus tinju di Papua, Wasit/Hakim Nasional, Anggota Bidang Wasit/Hakim PP Pertina 2016-2020