Rondeaktual.com
Pertandingan persahabatan Tim PON DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara, yang seharusnya tutup sebelum gelap, ternyata harus diperpanjang sampai malam. Banyak yang mengeluh karena makan malam juga menjadi terlambat. Bahkan tidak sedikit petinju yang terpaksa memotong jadwal makan malam bersama ketika pertandingan malam baru memasuki partai pertama.
Pertandingan persahabatan bersama empat daerah untuk tujuan persiapan PON Aceh-Sumut berlangsung di ring lokal belakang (di sana ada dua ring) pusat latihan tinju HS Boxing Camp Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 17 Juli 2024.
“Banyak petinju yang ikut,” kata Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta, Hengky Silatang, Rabu malam. “Kami sebagai tuan rumah harus melayani tamu sampai tuntas. Semua petinju kebagian naik ring, kecuali Farrand Papendang (petinju kelas welter ringan Sulawesi Utara). Dia tidak ada lawan. Banyak yang ingin melihat Parrand Papendang di atas ring.”
Petinju yang mengikuti pertandingan persahabatan adalah:
Sindy Muhammad Zen (DKI Jakarta) dengan Stevani Malaor (Maluku Utara), dalam kelas terbang, 51 kilogram, putri.
Linda (DKI Jakarta) dengan Bella (Sulawesi Utara), dalam kelas minimum, 48 kilogram, putri.
Novita (DKI Jakarta) dengan Ailla (Sulawesi Utara) dan Jurian Maulana (Maluku Utara), dalam kelas bantam, 54 kilogram, putri.
Ratna Sari Devi (DKI Jakarta) dengan Maria Manguntu (Sulawesi Utara), dalam kelas bulu, 57 kilogram, putri.
Nurul Nukuhehe (DKI Jakarta) dengan Patriacia (Sulawesi Utara) dan Ira Rumbia (Sulawesi Tenggara), dalam kelas ringan, 60 kilogram, putri.
Patrisius (DKI Jakarta) dengan Exel Karimela (Sulawesi Utara) dan Pernel Tahumil (Maluku Utara), dalam kelas terbang ringan, 48 kilogram, putra.
Hendrik (DKI Jakarta) dengan Anggi Mewengkang (Sulawesi Utara), dalam kelas terbang, 51 kilogram, putra.
Adhis Priyanto (DKI Jakarta) dengan Junior Tahumil (Sulawesi Utara), dalam kelas terbang, 51 kilogram, putra.
Aldoms Suguro (DKI Jakarta) dengan Ricco Kansil (Sulawesi Utara) dan Aimar (Maluku Utara), dalam kelas bantam, 54 kilogram, putra.
Asriudin Tapalaola (DKI Jakarta) dengan Nolfi Engkeng (Sulawesi Utara), dalam kelas bulu, 57 kilogram, putra.
Jaczon Tatamang (Sulawesi Utara) dengan Jill Mandagie (DKI Jakarta) dan Gianlugi Kalaipupin (Maluku Utara), dalam kelas welter ringan, putra.
Matius Mandiangan (DKI Jakarta) dengan Reza Midun (Maluku Utara), dalam kelas welter, 67 kilogram, putra.
Sandiyarto Peroza (DKI Jakarta) dengan Vinky Montolalu (Sulawesi Utara), dalam kelas penjelajah, 86 kilogram, putra. Untuk PON mendatang, Vinky akan bertanding dalam kelas menengah, 75 kilogram.
Pada pertandingan awal tinju wanita, setidaknya ada dua partai berlangsung kurang semangat. Kuat dugaan terjadi pertandingan “famili” alias main sabun. Hengky Silatang sampai berkali-kali berteriak dari ring side: “Famili!, famili!, famili!!”.
Partai paling menarik sekaligus partai terbaik disuguhkan Asriudin Tapalaola (DKI Jakarta) saat menghadapi andalan Sulawesi Utara, Nolfi Engkeng.
Asriudin dari sudut biru memberikan perlawanan yang sangat berani. Nolfi meladeninya dengan serangan balik jab-straight disusul upper cut maupun long hook. Ini benar-benar tontonan paling favorit. Nolfi Engkeng tampil sangat prima.
Kedua petinju sama-sama bertanding di kelas bulu. Bukan tidak mungkin bertemu dalam pertandingan final PON Aceh-Sumut di Pematang Siantar, 20 September 2024.
Pertandingan persahabatan disaksikan sejumlah pengurus Pertina DKI Jakarta, Ketua Pertina Sulawesi Utara, Ketua KONI Maluku Utara Djasman Abubakar, Ketua Pertina Maluku Utara Nasri Abubakar, perwakilan Pertina Sulawesi Tenggara.
Sementara, Olympian Indonesia La Paene Masara berdiri di sudut petinju Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara. Pelatih Bayu Anggoro David Kasidi Nasution dan Erwin Tobing berada di sudut ring mendampingi petinju DKI Jakarta.
Seluruh pertandingan dipimpin secara bergantian trio wasit DKI Jakarta; Charles Simamora, Adi Manalu, Elijose Pangaribuan. Tidak ada hakim. Tidak ada pemenang. Tidak ada petinju yang mendapat hitungan berdiri dari wasit. Tidak ada yang mendominasi. Sangat berimbang. (Finon Manullang)