Rondeaktual.com, Jakarta – Mantan juara Indonesia dan mantan juara IBF Intercontinental, southpaw Yani Malhendo punya cerita seru saat ia bertemu Basuki Rachmad di Surabaya, dua hari yang lalu. Keduanya berteriak “jiancoook”, bahasa Suroboyoan.
Basuki Rachmad adalah mantan petinju Duta Boxing Camp Surabaya. Tahun 1991 Basuki dipaksa turun dari kelas terbang 50.8 kg ke kelas terbang ringan 49 kg agar bisa bertarung melawan Garry Penalosa (Filipina) di Surabaya. Perebutan gelar IBF Intercontinental berjalan 12 ronde. Basuki kalah angka akibat kelelahan saat menurunkan berat badan..
Garry Penalosa adalah adik dari mantan juara dunia (kidal akibat polio) kelas terbang ringan Dodie Penalosa, yang pada 12 Oktober 1985 di Istora Senayan, Jakarta, menghentikan Yani Hagler pada ronde 3 kejuaraan dunia IBF.
“Kaget ketemu Basuki,” kata Yani Malhendo. “Dia banyak cerita soal kami dulu sparing di Pirih Surabaya, di Sawunggaling Surabaya, di Kanjuruhan Malang, di Abudhori Malang, di Javanoea Malang, di Alamanda Malang. Dia cerita banyak. Indahnya tinju waktu itu. Dia menerawang masa-masa indah dekade lampau. Sekarang dia aktifis. Waktu ketemu, dia langsung teriak “jiancook” Yani Malhendo. Bahasa Suroboyoannya keluar. Tidak mau kalah, saya balas “Jiancook” kon Basuki. Langsung saya tantang, ayo kita sparing lagi kayak dulu. Dia ketawa dan kamu berpelukan. Dia bisik gini: Kita sudah pada tua. Kami langsung ketawa berdua nang pinggir embong.”
Setelah bernostalgia, keduanya berpisah. “Singkat tapi penuh dengan makna. Semoga ke depan tinju kita bisa bangkit.”
Itulah harapan Yani Malhendo, yang 20 tahun silam pernah membuat keder Manny Pacquioa (sekarang ikon tinju Filipina) menghilang ketika pertandingan tinggal beberapa jam lagi akan dimulai. (rondeaktual.com / finon)