Rondeaktual.com, Jakarta, By Finon Manullang – Kisah hidup Hasan Boga, 51 tahun, dimulai dari Lhokseumawe, Aceh. “Saya merantau ke Tanah Jawa tanpa ada sasaran. Tidak tahu entah jadi apa hidup ini. Alhamdulillah sekarang saya Pamsus Direktur RSCM,” kata Hasan Boga, mantan juara tinju pro dari tiga sasana terkenal; Satria Kinayungan Jakarta, ARH Jakarta, dan Garuda Jaya Jakarta.
RSCM yang disebut Hasan Boga adalah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. RSCM adalah rumah sakit pemerintah yang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat. RSCM bisa disebut tertua karena berdiri pada tahun 1919.
Hasan dan keluarga menetap di Jalan Pangeran Diponegoro IV, Blok F 7 Nomor 22, Perumahan Mayang Pratama, Kota Besaki, Jawa Barat.
Hasan salah satu mantan petinju yang pernah terjun di media sebagai reporter. Pernah punya kamera bagus, yang akhirnya dihadiahkan kepada adiknya di Aceh dan kepada anaknya. Sayang karir kewartawanannya berhenti lebih cepat.
Tentang tinju, Hasan Boga memulainya pada tahun 1983 di Lhokseumawe, bersama pelatih Andi Latief dan Syarifudin dari Polri. Dengan gesit Hasan muda merebut medali perak Kapolda Cup Aceh dan medali perak Gubernur Cup Aceh.
Itu tahun 1984 dan tahun 1985. “Saya masih anak-anak waktu itu. Masih celana pendek,” kenangnya.
Hasan meneruskan karir tinju amatirnya dengan merebut medali emas di Aceh. Tahun 1986 mengikuti Kejurnas di Mataram dan masuk semifinal Kejurnas Palembang. Dua tahun kemudian ikut Piala Presiden dan kalah atas Liu Dong (Cina Taipei).
“Saya ikut Pra PON dan gugur di perempat final melawan Ade Hasan, andalan Jawa Barat. Kami gagal target ikut PON.”
Tahun 1989 Hasan ijrah ke Jakarta. “Saya menang angka dalam debut tinju pro melawan Eddy Ray di PRJ Monas. Di masa itu tinju pro sedang naik daun. Pertandingan ada di mana-mana. Banyak sekali.”
PERNAH MENGALAHKAN:
Berdasarkan pengakuannya sendiri, Hasan Bogo pernah mengalahkan: Eddy Ray (debut tinju pro, di PRJ Monas), Leonardo, Ringgo Hasan Lobubun (di PRJ), M Yamin (di Cirebon), Somad Scorpio (di Yogyakarta), Syaripudin Lado (kejuaraan Indonesa pertarungan berdarah dihentikan wasit pada ronde keempat).
Hasan Boga bertanding dari kelas bulu sampai kelas welter. Menyimpan rekor menang-kalah-draw 16-9-2.
“Mengenang masa lalu, saya datang ke Jakarta tanpa tujuan yang pasti. Tanpa tempat tinggal. Tidak ada saudara. Hidup sebatangkara. Kalau bicara pengalaman, saya sudah lebih 31 tahun merantau. Sudah makan asam garam istilahnya.”
Tekad besar untuk meniti karir tinju bayaran membuat Hasan bertahan. “Saya masuk Satria Kinayungan Jakarta dan bertemu dengan pelatih Alex Rantung. Tak lama saya pindah ke ARH dan terakhir di Garuda Jaya, sasana yang dulu berhasil mengantar Ellyas Pical sampai juara dunia.”
“Tidak semua pertandingaan saya menangkan dan banyak tidak ingat. Tetapi saya pernah juara Metropolitan, juara KNER (khusus kejuaraan 6 ronde), juara Indonesia Junior.”
TENTANG HASAN BOGA
Nama: Hasan Boga.
Lahir: Lhokseumawe, Aceh, 12 April 1967.
Usia: 51 tahun.
Nama ring: Hasan Boga.
Pekerjaan: Karyawan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sebagai Pamsus Direktur RSCM.
Nama istri: Dwi Winarni, PNS Satma Denma Mabes TNI Cilangkap, Jakarta.
Nama anak: 1. Serda TNI AD Teuku Hadi Achmad, 2. Cut Ditha Puteri Acmalia (kuliah Semester 6).
Alamat rumah: Jalan Pangeran Diponegoro IV, Blok F 7 Nomor 22, RT 010 RW 08, Perumahan Mayang Pratama, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Besaki, Jawa Barat.
(rondeaktual.com / finon manullang)