Rondeaktual.com – Entah mengapa hati ini begitu kuat untuk meliput pertandingan tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara.
Itu mungkin lantaran pertandingan tinju dipusatkan di Kota Pematangsiantar, kota terbesar kedua Sumatera Utara.
Pertandingan tinju dijadwalkan berlangsung di Aula Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, dari 9 hingga 19 September.
Bagi penulis, Pematangsiantar adalah kota yang sangat spesial.
Di sana aku lahir. Di sana aku besar sampai umur lima tahun. Pergi jauh merantau ke Pulau Jawa bersama orangtua, seorang mantan tentara. Setelah lebih 30 tahun kemudian, aku kembali ke Pematangsiantar. Di sana aku melangsungkan pernikahan. Setelah lebih 26 tahun kemudian, aku datang lagi untuk melakukan liputan PON cabor tinju.
Semua itu sungguh spesial. Luar biasa bisa melakukan liputan PON di tanah kelahiran sendiri. Bagi aku, ini merupakan liputan PON satu-satunya di Kota Pematangsiantar. Tidak akan dua kali. Sebab masih banyak kota lain yang mengincer ingin menjadi tuan rumah.
PON empat tahun mendatang misalnya, berlangsung di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Tinju dijadwalkan di Kota Kupang.
PON XXI bukanlah liputan PON pertama. Penulis telah meliput pertandingan tinju PON lebih dari enam kali tidak berturut-turut. Ini tentu sebuah rekor. Tidak terbayangkan sebelumnya.
Terima kasih, karena ternyata hati ini masih tetap setia menulis untuk tinju. Sehat semangat, tangguh dan tak tergoyahkan.
Sebelum melakukan perjalanan menuju Pematangsiantar, ada satu yang tidak boleh dilewatkan, yaitu pergi mencari tukang pangkas rambut. Penulis sengaja potong pendek membuat kepala terasa enteng.
Menurut jadwal, keberangkatan dari Terminal 3, Jakarta Soekarno-Hatta International Airport pukul 14.30 dan tiba di Kuala Namu Airport pukul 16.55.
Itu adalah jadwal hari ini, Sabtu, 7 September 2024. Sebelum menuju perjalanan, penulis masih sempat publish Coretan Finon Manullang: Perjalanan Menuju PON.
Tayang Setiap Malam Sebelum Pukul 22.00
Tiba di Medan, belum terbayang apa yang harus dikerjakan. Tetapi, tulisan Coretan Finon Manullang akan hadir setiap malam, sebelum pukul 22.00 WIB.
Banyak yang hendak ditulis. Bukan hanya tentang pertandingan tinju, siapa yang memang dan siapa yang kalah. Apakah kemenangan itu dicapai dengan cara bersih atau penuh drama. Semua berharap jauh dari keberpihakan. Menang katakan menang. Kalah katakan kalah. Itu saja. Jangan ada ekstra aneh, misalnya karena yang bertanding adalah anak teman sendiri. Sekali lagi, semoga jauh dari keperpihakan.
Bagi penggemar tinju, bisa jadi Kota Pematangsiantar kurang terkenal. Jarang disebut. Orang lebih gampang mengingat Kota Medan, yang kesohor dengan Bika Ambon.
Namun siapa sangka, dari kota ini lahir sejumlah nama besar dalam olahraga tinju. Ada yang menjadi petinju top. Ada yang menjadi pengurus Pertina dan pengurus tinju pro.
Syamsul Anwar Harahap adalah salah satu petinju kelahiran Siantar. Suatu hari ia pergi ke rumah Tulangnya, Paruhum Siregar di Medan, dan mulai belajar tinju.
Kidal Syamsul Anwar berhasil mencapai karier yang hebat, setelah mengalahkan si jangkung asal Amerika Serikat, Thomas Hearns yang sempat tumbang mencium kanvas ring kemudian kalah angka di Istora Senayan, dalam final kelas welter ringan Piala Presiden RI yang pertama pada tahun 1976. Sangat bersejarah.
Selain Syamsul Anwar Harahap, masih ada nama top lainnya seperti Rocky Joe, Chairuddin, Marasal Hutabarat, Leman Raden, Timbang Hutapea, Jonathan Silitonga, dan masih banyak.
Itu di era tahun 60-an dan 70-an. Di era tinju yang terus berkembang, ada juara kelas menengah Koman Saragih, juara kelas ringan yunior Syamsudin Damanik, Jumadi, juara kelas ringan Ramly Pasaribu.
Di hari-hari mendatang, pasti banyak para legenda tinju yang akan singgah di tengah-tengah penyelenggaraan PON cabor tinju. Tidak hanya legenda tinju dari Pematangsiantar dan Kota Medan, dari daerah lain pasti banyak berdatangan. Semua ingin melihat siapa peraih medali emas PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Bila ada waktu luang dan misalnya bertemu dengan Syamsul Anwar Harahap, aku ingin bercakap-cakap. Ingin tahu apa yang beliau kerjakan sejak meninggalkan Kota Tua, Jakarta, pada awal pandemic tahun 2019.
Aku Ingin menulis di kolom Coretan Finon Manullang: Jumpa Syamsul Anwar Harahap.
Siapa tahu jumpa.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.