Rondeaktual.com – Zainul Hasan (Probolinggo) menyisahkan pil pahit bagi Roy Mukhlis yang terluka parah dan menyerah pada ronde ketiga di atas ring terbuka di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam, 5 Oktober 2024.
Sejak ronde pertama Mukhlis langsung menyerang dengan jab-straight yang baik. Semangatnya begitu kuat untuk memenangkan pertandingan terakhirnya.
Tetap harus diakui, serangan balik Zainul Hasan bisa mendarat lebih telak dan melukai bagian alis Roy Mukhlis, mantan juara PABA dan penantang gekar dunia WBA kelas ringan yunior di Jepang.
Sebelum dihentikan wasit, Roy Mukhlis dan Zainul Hasan mampu menyuguhkan pertarungan terbaik. Partai ini sangat menghibur penonton, yang rela berdiri di luar pagar pemisah Lapangan Basket. Penonton puas, yang hampir 80% datang dengan cara tidak bayar dan 20% duduk di ring side dengan membeli tiket Rp 25.000. Perhatian peonton juga terbelah karena di sebelah ring berjarak 100 meter ada panggung musik dangdut. Banyak orang memilih lebih suka lagu dangdut berjoget di ujung malam minggu.
Pada ronde ketiga, pukulan kanan Zainul Hasan mendarat telak di bagian kepala Roy Mukhlis, yang bertanding dari sudut merah. Wasit senior Muhammad Dawam Ali dari Jember langsung menghentikan pertandingan, setelah melihat darah menetes dari alis Roy Mukhlis. Hanya dalam hitungan detik, seorang sekondan dari sudut merah membuang handuk ke tengah-tengah ring. Kubu Roy Mukhlis memilih kalah dengan cara menyerah. Tidak ada lagi pertandingan.
Wasit Dawam Ali membawa Roy Mukhlis ke sudut netral. Dokter pertandingan mencoba menjepit luka dengan kapas agar darah berhenti. Tak lama kemudian Roy Mukhlis pergi ke sudutnya dan disambut pelatihnya yang segera melepas sarung. Roy Muklhis terlihat sangat kecewa. Terluka dan terluka lagi.
Beberapa orang yang berdiri membantu sudut Roy Mukhlis berusaha memprovokasi bahwa luka Roy Mukhkis akibat sikut lawan, bukan pukulan. Ada yang berteriak agar diputuskan tanpa pemenang, karena dianggap benturan terjadi di bawah tiga ronde.
Wasit, dari atas ring, memberikan laporan TKO. Pertandingan tidak mungkin diteruskan. Zainul Hasan menang TKO pada ronde ketiga yang baru berjalan 27 detik. Selesai.
Promotor Yosua Taniasurya dari Pusura Boxing Camp Surabaya menyerahkan sabuk Kapores Tuban kepada Zainul Hasan dari Satpol PP Probolinggo.
Pertandingan seharusnya berlangsung delapan ronde dalam kelas welter yunior, 63.5 kilogram. Ini adalah pertandingan terakhir bagi Roy Mukhlis.
Tiga jam sebelum pertandingan, beberapa pendukung Roy Mukhkis yang sengaja datang dari Surabaya ke Tuban, sudah sepakat bila terjadi sesuatu yang membahayakan keselamatan petinju, maka pilihan yang harus diambil adalah menyerah. Lempar handuk. Mereka tidak ingin Roy Mukhlis nengalami cidera buruk.
Kemungkinan tanding ulang sudah tertutup. Promotor Yosua memastikan tidak akan terjadi.
Malam tinju pro di Tuban berakhir dini hari. “Minta maaf, partainnya terlalu banyak,” kata promotor Yosua Taniasurya. Ia menyayangkan mengapa pertandingan amatir berlangsung sampai malam. Tinju amatir yang diawasi Pertina Tuban, seharusnya ditutup sebelum magrib.
HASIL LENGKAP
- Kelas terbang 4 ronde: Ilham Dani (Bhayangkara Tuban) melawan Eki Saputra (Garuda Jember), diputuskan tanpa pemenang.
- Kelas ringan 4 ronde: Aditya Paramanda (Purusa Surabaya) menang split melawan Muhammad Yasin (Garuda Jember).
- Kelas bulu 4 ronde: Setyo Bekti (Pusura Surabaya) menang KO-2 melawan Afan Zakariyah (Bhayangkara Tuban).
- Kelas berat 4 ronde: Rizky Zulfikar (Naga Koarmada Surabaya) menang mutlak melawan Rahmat Rinjani (Tiger Kong Tangerang).
- Kelas bulu 6 ronde: Firdaus (Batu Semeru Lumajang) menang angka Henci Rumasoal (Boss Rambo Yogyakarta).
- Kelas welter 8 ronde: Hendy Luis (Yogyakarta) menang angka melawan Jacob Ton (Surabaya).
- Kelas terbang ringan 8 ronde: Rexy Akbar (Batu Semeru Lumajang) menang mutlak melawan Muhammad Rizky (Boss Rambo Yogyakarta).
- Sabuk Kapolres Tuban kelas welter yunior 8 ronde: Zainul Hasan (Probolinggo) menang KO-3 melawan Roy Mukhlis (Surabaya).
Seluruh pertandingan dalam pengawasan KTI Jawa Timur pimpinan PW Affandy. Tidak sedikit wasit/hakim terlihat tua. Sudah waktunya regenerasi. (Finon Manullang)