Rondeaktual.com, Jakarta, By Finon Manullang – Agus Ray, 50 tahun, adalah seorang mantan petinju terkenal di tahun 90-an. Ia berlatih dan berkembang di bawah manajemen Marasal Hutabarat, pendiri dan pemilik Gembronk Boxing Camp Jakarta.
Agus Ray pernah merebut gelar juara Jabotabek dan beberapa dipertahankan. Pernah dua kalah kalah kejuaraan Indonesia.
Karir tinjunya sempat terkenal sebagai fighter light flyweight, yaitu kelas terbang yunior atau sama dengan kelas terbang ringan. Ia juga bertanding di kelas terbang dan kelas bantam. Penampilannya di atas ring tidak pernah mengecewakan penonton. Maju, menyerang, dan memukul lawan, adalah ciri khas Agus Ray.
Boleh dicatat, berdasarkan pengakuannya sendiri, Agus Ray telah naik ring sebanyak 79 kali. Menang-kalah-draw 65-10-4. Sebuah rekor yang panjang bagi seorang petinju profesional.
“Saya sudah bertanding di mana-mana. Saya kalah melawan petinju Thailand, tapi menang atas petinju Jepang. Waktu itu perebutan peringkat OPBF,” katanya. “Dulu main tinju harus berjuang habis-habisan untuk merebut peringkat nasional, baru bisa kejuaraan. Tidak seperti sekarang, tidak pernah punya peringkat tahu-tahu sudah juara.”
BERTANDING DI HONOLULU
Salah satu kontrak besar yang pernah diterima Agus Ray adalah kejuaraan World Boxing Organization Asia Pasific Light Flyweight, yang berlangsung di Honolulu, 25 Mei 2000, melawan petinju top Filipina, Andy Tabanas.
“Saya kalah TKO pada ronde 10. Itu pertarungan yang luar biasa. Saya menyerang tetapi Andy Tabanas lebih tangguh. Saya akui saya kalah,” Agus Ray menjelaskan. “Pertarungan berlangsung di Honolulu. Tidak sembarangan, sebab tidak banyak petinju Indonesia bisa bertanding di Honolulu.”
Honolulu adalah ibu kota negara Bagian Hawaii, Amerika Serikat.
“Pulang dari Honolulu saya memutuskan untuk menggantungkan sarung tinju, sampai sekarang. Saya merasa jenuh dan capek.”
Selain di Honolulu, Agus Ray bertanding di Thailand dan Jepang dan kalah. “Kalau petinju Indonesia mau juara, sebaiknya jangan bertanding di luar negeri. Tidak akan menang,” tegas Agus Ray.
Tinju telah berlalu. Agus Ray memilih setia sebagai satuan pengamanan (satpam). “Saya sudah bertahun-tahun security di Tanjung Barat Indah, Jakarta Selatan. Saya tinggal di Cawang, Cililitan, Jakarta Timur.”
Di Cawang, Agus Ray hidup di rumah kontrakan. Seorang diri. “Setiap Sabtu pulang ke rumah. Istri dan anak saya di Pandeglang. Kadang bisa dua minggu baru pulang, tergantung piti (uang),” katanya, Kamis (28/3/2019) malam.
Agus Ray dua kali naik ring kejuaraan Indonesia dan dua kalah di tangan Pian Rumpeniak (Arseto Jakarta) dan Faisol Akbar (Akas Probolinggo). “Saya KO ronde 6 melawan Pian dan kalah angka 12 ronde melawan Faisol,” Agus Ray bicara jujur. Ia seorang perokok dan peminum kopi.
TENTANG AGUS RAY
Nama: Agus Sanggu.
Nama ring: Agus Ray.
Lahir: Kampung Balong Sambi, Bekasi, Jawa Barat, 4 Februari 1969.
Usia: 50 tahun.
Pertama latihan tinju: Tahun 1986 di Manahan Boxing Camp Jakarta, bersama pelatih Eddy Gommies.
Camp terakhir: Gembronk Boxing Camp Jakarta, bersama manajer Marasal Hutabarat dan pelatih Dace Maigoda.
Nama istri: Dini Astia.
Nama anak: Agnis Adistia Sanggu, Ganis Kania Adiani Sanggu, Rayi Triana Sanggu, Najla Maulindira Sanggu.
AGUS RAY PERNAH MENGALAHKAN: Feder (Arseto BC Jakarta), Ibrahim Sasoleh, Roy Bima, Rasman Medan, Rudy Batu (Sawergading BC Jakarta), M Sadiq (Borokanda BC Jakarta), M Nur (Satria Kinayungan BC Jakarta), Sofyan (Sawergading BC Jakarta). (rondeaktual.com / finon)