Di ronde ketiga, Ongen mengakhiri perlawanan Saharat dengan sebuah serangan brutal yang membuat pertandingan berakhir.
Setelah melancarkan serangan bertubi-tubi, Ongen berhasil mendorong Saharat ke tepi ring, dan dalam satu momen yang sangat menentukan, Ongen melancarkan pukulan keras yang menjatuhkan Saharat dengan telak.
Pukulan itu membuat Saharat terjatuh dan tidak mampu bangkit tepat waktu, memberikan kemenangan KO bagi Ongen.
“Puji Tuhan, saya bisa memenangkan pertandingan ini. Semua kerja keras akhirnya terbayar dengan sabuk internasional ini,” ujar Ongen dengan penuh syukur setelah pertarungan.
Ongen juga mengungkapkan alasan terjatuh di ronde pertama, menyebutkan bahwa ia kurang fokus dalam bertahan, sehingga terkena pukulan beruntun dari Saharat. “Itu hanya pukulan lucky blow. Saya terlambat merespons, tapi Alhamdulillah saya bisa bangkit dan akhirnya meraih kemenangan,” jelasnya.
Dengan hasil ini, Ongen mempertahankan rekor tak terkalahkan dalam 13 pertandingan, dengan 11 kemenangan melalui KO.
Pria asal Maluku ini mengaku keberhasilannya berkat latihan yang baik dan manajemen yang solid. Ia berharap kemenangan ini dapat membawanya ke tingkat yang lebih tinggi, termasuk meraih gelar juara dunia WBA.
WBA Asia South, gelar yang diperebutkan dalam ajang ini, merupakan sabuk regional yang sangat bergengsi di dunia tinju Asia.
Meskipun tidak setinggi WBA Asia Gold, gelar ini menjadi langkah awal menuju gelar juara dunia. Bagi Ongen, meraih sabuk ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuan tinju Indonesia ke dunia internasional dan membuka jalan menuju karier tinju yang lebih tinggi.