Rondeaktual.com – Dalam tinju pro, terdapat dua nama yang sama dari dua negara yang berbeda; yaitu Kichang.
Kichang Kim asli adalah petinju Korea Selatan, yang pernah kalah angka 12 ronde kejuaraan dunia IBF kelas bantam yunior melawan juara kidal Ellyas Pical bersama promotor Anton Ojak Sihotang di Stadion 10 Nopember Surabaya, 4 September 1988.
Satu lagi Kichang Kim adalah petinju Indonesia yang akan bertanding dalam kelas bulu 8 ronde melawan Oky Akbar D`lahoya di Lapangan Subec (sebelumnya Taman Remaja) Surabaya, Sabtu malam, 22 Februari 2025.
Baca Juga
Advertisement
Pertandingan itu menjadi main event untuk sabuk Wali Kota Surabaya, merupakan karya promotor Didi BS dari Surabaya bersama matchmaker H.M. Nurhuda dari Malang.
Oky Akbar Siap Memuaskan Penonton
Oky Akbar D`lahoya menetap di Jalan Welirang, depan pasar, Kepanjen, Kabupaten Malang. Sehari-hari mempersiapkan diri dalam pengawasan pelatih H. Bachtiar Al-Amin, yang lebih popular Amin Santana. Tempat latihan di Santana Boxing Camp, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Pelatih Amin Santana, mantan petinju tahun 80-an, mempersiapkan Oky Akbar dengan keras dan disiplin tinggi. Target menghantam Kichang Kim, asal Ketapang, Kalimantan Barat, yang lima tahun terakhir pindah ke Banjarnegara, Jawa Tengah. Kichang Kim atau Dicky dikenal juga sebagai “The Lion from Borneo”. Setelah pindah ke Banjarnegara, belum memberi julukan baru,
Baca Juga
Advertisement
Kichang Kim Indonesia adalah petinju berbakat, yang memiliki teknik tinju tinggi dan itu tidak membuat Oky Akbar gentar.
“Saya dan tim akan datang ke Surabaya untuk bertanding. Saya siap mengalahkan Kichang Kim, agar penoton Surabaya puas,” kata Oky Akbar D`lahoya, pengagum petinju legendaris Amerika, Oscar De La Hoya.
Oky Akbar tidak pernah mengenal tinju amatir. Ia langsung terjun tinju profesional, atas kemauan sendiri dan dorongan besar dari sang pelatih.
Baca Juga
Advertisement
“Oky selalu latihan keras. Punya pukulan keras dan saya kira akan terjadi KO di bawah tiga ronde,” kata Amin Santana, pendiri dan pemilik Amin Santana Boxing Camp. “Sparring cukup. Setiap Senin dan Jumat, Oky D`lahoya menjalani sparring,” katanya.
Sebagai petinju pro, Oky Akbar merasa menjadi banyak sahabat dari berbagai kota di Tanah Air.
“Senang bisa menambah teman,” katanya. Tinju membutuhkan perjuangan. “Kita harus bisa menurunkan berat badan, mungkin di situ tidak enaknya sebagai petinju. Saat penimbangan kita tidak boleh over weight. Berat harus masuk sesuai perjanjian yang sudah kita tandatangani di atas kontrak kerja.”
Baca Juga
Advertisement
Rondeaktual.com bertanya, ketika sedang bertanding, apa saja yang ada dalam pikiran?
“Tidak memikirkan apa-apa. Kita fokus ke lawan dan terus berusaha untuk memukul. Seorang petinju harus bisa memberikan yang terbaik,” katanya.
Oky Akbar telah menyelesaikan 11 pertandingan dengan hasil menang-kalah 9-2. Oky kalah melawan Daeloniel McDelon di Sarawak, Malaysia, dan kalah melawan Sathaporn Saart di Pattaya, Thailand, dalam perebutan gelar WBC Asia kelas bulu.
Baca Juga
Advertisement
Selain bertanding di Malaysia dan Thailand, Oky Akbar pernah bertanding di Timor Leste. Ia mengalahkan Jun Blazo (Elorde Boxing Gym Filipina) dalam pertandingan kelas bulu 10 ronde di Aula Gimnazio, Dili, Sabtu malam, 30 November 2024.
Oky Akbar membawa pulang Xanana Golden Belt, setelah juri menulis hasil 92-98 untuk Blazo, 96-94 dan 95-94 untuk Oky Akbar.
Oky Akbar D`lahoya, Joel Maria Pereira (pengurus tinju Timor Leste), dan pelatih Amin Santana. (Foto: Istimewa).
Baca Juga
Advertisement
Tentang Oky Akbar
- Nama: Oky Akbar Prakoso.
- Nama ring: Oky Akbar D`lahoya.
- Tempat lahir: Malang.
- Tanggal lahir: 2 November 1999.
- Usia: 25 tahun.
- Domisili: Kepanjen, Kabupaten Malang.
- Nama sasana: Santana Boxing Camp Malang.
- Nama pelatih: Bachtiar Al-Amin (Amin Santana).
- Nama manajer: Bachtiar Al-amin.
- Cita-cita: Juara dunia.
- Bayaran termurah: Rp 2.000.000.
- Bayaran termahal: USD 2.000.
- Bayaran untuk menghadapi Kichang Kim di Surabaya, 22 Februari 2025: Rp 10.000.000.
- Komentar tentang tinju pro Tanah Air: “Sekarang mulai kelihatan tanda-tanda kemajuan. Mulai banyak pertandingan. Ini bisa membuat kami para atlet bisa lebih semangat lagi. Dulu sempat sepi, karena pandemic COVID-19 mematikan seluruh pertandingan tinju. Semoga ke depan bisa lebih maju lagi.” (Finon Manullang)
Tinggalkan Komentar..