Rondeaktual.com – Pada pertengah tahun 80-an, barangkali penggemar pernah mengenal nama Nyoto Arizona, 59 tahun, seorang petinju kelas terbang.
Nyoto Arizona –kelahiran Jember, 18 Agustus 1965—sudah lama pensiun. Pernah latihan tinju di Sakarosa Jatiroto Lumajang, Raung Jember, Amar Sport Jakarta, Pirih Surabaya, Putra Rimba Probolinggo. ARH Jakarta, Banteng Jakarta, dan Garuda Jaya Jakarta.
Nyoto Arizona memulai pengalamannya dari tinju pasar malam tahun 1984 hingga tahun 1986.
Baca Juga
Advertisement
“Saya bertanding di arena tinju pasar malam, untuk tiga ronde tanpa pelindung kepala. Berlangsung untuk pabrik gula di Jatiroto, Semboro Jember, Dolog Lumajang, Klakah, Krasaan, Probolinggo, Watu Ulo Jember,” katanya.
“Pada tahun 1986, pertama kali main tinju profesional di Stadion Kalisat Jember. Bertanding empat ronde partai tambahan Pipino Sihombing dari Sawunggaling Surabaya melawan Marzuki Raung Jember. Saya menang angka melawan Danny Boy Cipta Jasa Jember. Promotornya Hidayat, melarikan diri karena tidak sanggup bayar petinju. Saat itu saya dikontrak Rp 40.000.”
Nyoto Arizona suka pindah-pindah sasana, sekaligus mencari pengalaman hidup.
Baca Juga
Advertisement
“Bapak Jaffar Bin Jahja adalah orang pertama yang mendidik saya sebagai petinju. Saya diajari bagaimana melepaskan jab-straight. Belajarnya di bawah pohon mangga, di pekarangan rumah beliau di belakang Stasiun Jatinegara.”
Dari Jaffar, Nyoto Arizona pindah ke tangan Lutfi Ali, MS Page (petinju legendaris dari Jatiroto dan juara Indonesia kelas menengah era tinju pasar malam), Leman Raden, Suparlan (atlet tinju Asian Games Indonesia), Sofyan, Ucok Harry Hutapea, Simson Tambunan (pelatih yang mencetak juara dunia Ellyas Pical).
Dikontrak Promotor Boy Bolang
Nyota Arizona sudah bertanding mulai 4 ronde sampai 12 ronde untuk kejuaraan Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
“Sayanya saya tidak pernah merasakan gelar juara. Pas kejuaraan Indonesia melawan Boy Aruan (Sawunggaling Surabaya) di GOR Saburai Lampung, dokter pertandingan menyatakan tensi darah terlalu tinggi. Hampir dilarang naik ring. Akhirnya saya menyerah pada ronde delapan.”
“Selama karier tinju pro, saya pernah dikontrak promotor Boy Bolang, Chairuddin, Martin Walewangko, Anton Sihotang, Firman Pasaribu, Marasal Hutabarat, Narida Hutabarat, Lineke Lolowang, Tinton Soeprapto, Sita Sudiro, Berty Kasenger, dan yang paling banyak adalah Bapak Tourino Tidar.”
“Bertanding dengan Doni Dongot sepuluh ronde di Hotel Indonesia berakhir draw, adalah pertandingan yang palig saya ingat. Saya tiga kali bertanding melawan Laurence Pongo menang semua. Selalu histeris alias jual-beli pukulan.”
Baca Juga
Advertisement
Mendapat Ulos dari Gadis Tarutung
Nyota Arizona pernah bertanding di Tarutung. Menang dan dikasih hadiah ulos (kain selendang). Senang, karena yang memberikan ulos seorang gadis Tarung.
“Gadis Tarutung itu baik hati. Kami sempat pacaran tetapi putus karena tidak jodoh,” kenang Nyoto Arizo, yang pernah menggelar pertandingan (sebagai match maker) dan pembawa acara.
Bukan Dukun, tetapi Terapis
Nyoto Arizona tidak malu-malu mengakui statusnya sebagai pekerja serabutan. “Saya kerja apa saja bisa. Bikin pertandingan tinju, itu hal yang mudah. Asal ada uang (donator) pertandingan jadi,” katanya.
Baca Juga
Advertisement
Belakangan, banyak mantan petinju yang sengaja mempromosikan dirinya sebagai dukun atau paranormal. Ada yang bisa menyembuhkan orang sakit ingatan dan membuang ribuan macam penyakit dari dalam tubuh.
“Saya bukan duku, saya terapis,” katanya. “Mungkin teman-teman (mantan petinju) bergurau bilang saya dukun. Saya tidak pernah belajar tentang dukun. Tidak pernah praktik menyembuhkan penyakit seolah seorang dukun. Saya ini terapis. Banyak yang bilang tangan saya enak. Sehingga memanggil saya lagi, karena merasa cocok dengan pijatan saya.”
Nyoto Arizona meneruskan: “Sebagai terapis, saya bisa pijat orang sampai sembuh. Kalau ada kaki sering kesemutan, saya datang untuk terapis. Alhamdulillah, pasien saya sembuh.”
Baca Juga
Advertisement
Ketika ditanya berapa honor untuk sekali terapis, Nyoto Arizona memastikan tidak pasang tarif. “Bisa sembuh, itu sudah lebih dari uang. Ada yang kasih seratus ribu, terima kasih. Saya ulangi lagi, saya tidak patok harga.”
Menurut Nyoto Arizona, dahulu kala kakeknya adalah seoang dukun kampung yang kesohor.
Nyoto Arizona bersama juara dunia IBF tahun 1985 Ellyas Pical di GOR Laga Satria Bogor.
Nyoto Arizona saat bertugas sebagai penceramah Isro Mi`raj 1446 H. (Foto: Istimewa)
Baca Juga
Advertisement
Tentang Nyoto Arizona
Nama: Ahmad Sunyoto.
Nama ring: Nyoto Arizona.
Tanggal lahir: 18 Agustus 1965.
Baca Juga
Advertisement
Usia: 59 tahun.
Tempat lahir: Jember, Jawa Timur.
Domisili: Jakarta, sebelumnya tinggal di Gunung Agung RT 47 Dusun 08, Kecamatan Terusan Nyunai, Lampung Tengah.
Baca Juga
Advertisement
Nama istri: (Almarhumah) Anastasia Puji Utami.
Nama anak: Adela Jannati Arizona dan Gusti Ayu Widya Arizona.
Nama cucu: Muhammad Fauzan dan Muhammad Shaka.
Baca Juga
Advertisement
Pengalaman di luar tinju: Pernah bekerja property, bekerja di majalah berbahasa Inggris, Indonesian Business, ikut perusaah asing Foster (Australian Famous Beer) di Bali, dan menguasai pertanian. (Finon Manullang)
Tinggalkan Komentar..