Jumpa Hengky Silatang: Tidak Bicara Calon Ketua Umum Pertina

HENGKY SILATANG COVER OKE 1
Ketua Pertina DKI Jakarta, Hengky Silatang, SH. (Ronde Aktual)

Rondeaktual.com – Penulis memilih bertemu Ketua Pertina DKI Jakarta, Hengky Silatang di Senayan, Kamis, 27 Februari 2025.

Seorang resepsionis lantai dua menjelaskan, Hengky Silatang masih di ruang lain. Penulis menunggu di kursi, persis di pinggir tenis meja.

Tidak lama penulis diminta menunggu di dalam saja, di ruang kerja Hengky Silatang.

Advertisement

Duduk seorang diri di ruang yang sangat dingin membuat perut cepat kosong. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, resepsionis datang meletakan makanan di atas meja. Ternyata nasi goreng isi telur datar, dan dua potong ayam. Tak tersisa, saking enaknya.

“Makanan hotel memang enak,” canda Hengky Silatang, setelah ia masuk ke ruangnya.

Kami tidak salaman, mungkin karena terlalu sering bertemu. Pekan lalu baru saja bercakap-cakap tentang siapa calon orang nomor satu dalam tinju. Saat itu pas ada pelatihan pelatih di HS Boxing Ciseeng.

Advertisement

Kami segera pergi dari ruangan itu. Sambil menunggu lift buka, penulis memperhatikan kartu nama Hengky Silatang. Ternyata beliau sudah berubah menjadi Director of Sport Event & LP Artotel Gelora Senayan.

HENGKY SILATANG COVER 2 PAKE INIHENGKY SILATANG VS 4 CEWEKNovita Sinadia, Yenny Dewi, Hengky Silatang, Sindy Zen, Huswatun Hasanah, di acara Pelatihan Pelatih di HS Boxing Camp Ciseeng, Jumat, 21 Februari 2025. (Ronde Aktual)

Penulis diam saja. Tidak harus basa-basi “mengucapkan selamat atas promosi”. Sebab pada bulan sebelumnya, penulis sudah mendengar kalau Hengky Silatang bergeser dari “manajer” ke “direktur”.

Advertisement

Penulis sudah menuliskan kata-kata indah kemudian mengirimnya melalui WhatsApp, yang isinya begini: “Selamat atas promosi jabatannya. Aku senang dan bangga mendengarnya. Kegigihan membuahkan hasil.”

Pesan singkat itu, mungkin saja sudah terhapus dari ponselnya.

Ketika lift datang dan terbuka, kami segera masuk. Tidak bicara apa-apa. Tidak bicara tentang Pertina era sekarang.

Advertisement

Padahal, penulis sudah lama ingin bertanya kepada Hengky Silatang, begini: “Apakah Anda tidak mencalonkan diri dalam pemilihan Ketua Umum Pertina periode 2025-2029? Apakah Anda tidak punya coretan tentang bagaimana mamajukan prestasi tinju Tanah Air? Apakah Anda ingin membiarkan tinju tanpa pelatnas? Sebab di negara yang olahraga tinjunya sudah maju, seperti Filipina atau Thailand yang sudah menembus medali olimpiade, tidak berani menghapus pelatnas.”

Tak berlama-lama di dalam lift, pintu sudah terbuka. Kami keluar dan berjalan kaki menuju parkir hotel.

Dari lokasi parkir kami berjalan kaki arah ke FX Sudirman. Masih di sekitar Senayan.

Advertisement

Sambil melewati trotoar sempit, Hengky Silatang bicara tentang Pertina. “Pertina DKI sudah memiliki scoring board. Dilengkapi televisi di tiga sudut. Itu yang terbaru. Mungkin satu-satunya di Indonesia. Dulu ada di Semarang, tapi ini terbaru. Kalau ada yang mau pakai silakan. Jawa Barat atau Banten misalkan, boleh.”

Penulis diam saja. Tidak menanggipi, atau memuji-muji Pertina DKI yang telah memiliki scoring board. Tidak pula mengomentari Pelatihan Pelatih, karya Hengky Silatang.

Ketika langkah kami hendak melewati kantor Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, pembicaraan sudah bergeser tentang World Boxing.

Advertisement

Ini menarik. World Boxing adalah organisasi tinju amatir yang disebut-sebut saingan IBA (sebelumnya AIBA). World Boxing didirikan oleh Boris van der Vorst dari Belanda.

Terus berkembang dan sekarang jumlah total anggota organisasi tersebut setidaknya sudah 72 negara. World Boxing terus berjuang agar tinju tidak dihapus dari Olimpiade Musim Panas 2028 (Games of the XXXIV Olympiad) Los Angeles, atau disebut LA28.

Negara yang baru bergabung antara lain; Mesir, Gambia, Kiribati, dan Grenada. Sedangkan negara maju dalam olahraga tinju seperti Uzbekistan, Kazakhstan sudah lama ikut World Boxing.

Advertisement

“Saya ikuti itu,” kata Hengky Silatang, semangat sekali. “Dari Asia Tenggara yang sudah bergabung, Filipina dan Thailand.”

Filipina dan Thailand paling sering mendominasi medali emas SEA Games. Mereka konsisten dalam pembinaan tinju amatir dengan cara menghidupkan pelatnas, tidak dihapus.

“Bhutan, Singapura, Laos, dan negara lain, juga sudah bergabung,” sambung Hengky Silatang.

Advertisement

Penulis diam saja. Pura-pura tidak mengerti apa itu World Boxing. Padahal, penulis satu-satunya orang Indonesia paling banyak menulis tentang World Boxing, melalui Rondeaktual.com.

Akhirnya kami harus berpisah, setelah berada di dalam FX Sudirman. Rasanya ada yang kurang, seharusnya sebelum berpisah, penulis bertanya begini: “Mengapa Indonesia tidak mendaftarkan diri sebagai anggota World Boxing?” (Finon Manullang)

Advertisement