Rondeaktual.com – Penulis sudah lama tidak berjumpa dengan Syaripudin Lado. Terakhir kami sama-sama pergi ke Bandung dan sama-sama pulang ke Jakarta. Berpisah di pinggir jalan, di daerah Kalimalang, dekat Duren Sawit, Jakarta Timur.
Itu menjelang akhir Januari 2025. Jauh sebelum musim hujan seperti sekarang. Di mana-mana air.
Lado –insan tinju biasa menyapa beliau begitu—adalah orang yang 100% hidup dari tinju dan untuk tinju. Lado adalah mantan petinju amatir dan pro, yang rusuknya pernah retak dihajar hook “KO King” Ajib Albarado. Sejak dulu sudah terkenal karena hampir semua promotor di Indonesia memerlukan kerja cepatnya dalam mendapatkan petinju yang siap naik ring. Lado juga terkenal karena menyimpan banyak daftar nama gadis pembawa papan ronde (roundgilrs). Siapa butuh, langsung kontak telepon. Pernah ada dua promotor rebutan roundgirls, bahkan sampai dibelikan mobil bayar dengan cara kredit, sebagai umpan.
Baca Juga
Advertisement
Lantaran sudah lama tidak jumpa, penulis mengadakan komunikasi dengan Lado, Selasa siang, 18 Maret 2025.
“Bang Lado, ada di mana sekarang?” penulis memulainya. Bertanya yang enteng-enteng saja.
“Biasa, di rumah saja.”
Baca Juga
Advertisement
“Kapan ada pertandingan?”
“Belum. Ini masih susun-susun. Masih sebatas rencana. Belum bisa disampaikan. Nanti kalau sudah lengkap (promotor kontrak petinju dan bayar termin 30%) baru bisa rilis. Kalau sekarang jangan dulu.”
“Biasanya banyak rencana.”
Baca Juga
Advertisement
“Begitulah. Ada yang mau datangkan petinju luar negeri tapi batal. Ada yang mau bikin di Sulawesi Utara, di kampung Pak Prabowo. Kemarin saya ada bicara dengan Pak Loleng (Laurens Tirajoh, promotor pertama dan tertua dari Nyiur Melambai Sulawesi Utara). Beliau dalam waktu tidak lama lagi akan datang ke Jakarta. Saya bilang, silakan. Nanti janjian jumpa di Atrium Senen. Saya siapkan daftar petinju terbaik. Petinju yang benar-benar siap tanding. Bukan abal-abal.”
“Bagaimana dengan rencana Sabuk Emas Prabowo Subianto, yang dulu pernah dipromosikan di Sukabumi?”
“Oh itu, Bang Pinong ingat saja (Lado hampir tidak pernah menyebut nama penulis dengan baik dan benar, selalu saja Pinong, karena lidah Makassarnya masih kental). Itu sudah habis cerita. Sudah tutup buku. Memang tahun lalu ada rencana mereka mau bikin tinju Ampro (amatir dan profesional) di GOR Sukabumi. Kita sudah diundang ke sana. Panitia dan promotor mengajak sama-sama meninjau lokasi pertandingan. Sudah dibicarakan letak ring di mana, kamar ganti petinju di mana. Itu gagasan sebelum Pilpres. Sudah ramai dipromosikan. Tetapi, sampai Pilpres selesai, Sabuk Emas Prabowo Subianto di Sukabumi tidak pernah diselenggarakan. Seharusnya ada kompensasi. Petinju sudah lama mempersiapkan diri dan sudah pasti mengeluarkan uang untuk persiapan. Tahu-tahu, empat hari menjelang pertandingan dinyatakan tunda. Semua orang terpukul. Setelah tunda, tidak ada kabar. Hilang begitu saja. Seharusnya organisasi tinju pro ikut membantu. Carikan solusi. Kasih uang pengganti.”
Baca Juga
Advertisement
“Mengapa tidak susun ulang rencana sabuk emas yang batal itu.”
“Semua tergantung promotor. Harus ada orang yang benar-benar serius. Dia harus berjiwa tinju. Sebab setahu saya, Presiden Prabowo jiwa senang tinju. Pak Prabowo pernah datang ke sasana tinju Arseto di Taman Tanah Abang. Datang bersama Ibu Titiek (Soeharto) melihat sparring Ellyas Pical (di Cilodong). Waktu itu beliau masih Mayor. Pak Prabowo bertemu insan tinju bersama Om Tourino (Tidar), ada Refly Suith, Arche Unsulangi, dan petinju lain. Dari situ saya menangkap bahwa Pak Prabowo sangat senang dengan olahraga tinju. Kalau tidak senang, masak datang.”
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..