Rondeaktual.com – Penulis kembali bertanya kepada S-Lado selaku pengatur partai tinju pro Indonesia: “Kapan pertandingan tinju dimulai?”
S-Lado, matchmaker tangguh dan pengalaman, kembali dengan jawaban lama: “Masih dalam rencana. Banyak promotor yang meminta agar petinju tetap dalam latihan. Jangan sampai putus. Tetap siap tanding, jaga-jaga datang tawaran mendadak.”
Artinya, tidak ada kepastian. Tinju pro Tanah Air kembali gulung tikar. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Para petinju yang biasa bertanding untuk menghidupi kebutuhan rumah tangga, banyak yang banting setir. Banyak yang harus mencari kehidupan baru sebagai pelatih bantu di sejumlah sasana tinju. Sebagian pelatih member, yaitu pelatih yang memberikan pelatihan tinju kepada para pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran. Sekarang tinju member ada di mana-mana. Sekali latihan paling tidak harus bayar Rp 100 ribu.
Advertisement
Penulis menghubungi dan bertanya kepada beberaa promotor. Inilah yang mereka katakan:
Yudi Edmund, Promotor dari Sumatera Barat
“Saya akan menyusun rencana pertandingan, setelah Lebaran. Kalau ini gol, petinju kita datangkan dari Jawa dan sekitarnya melawan petinju yang ada di Sumatera Barat atau Sumatera Utara.”
Yudi Edmund, SH, S.hum, seorang ASN Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, berpangkat Pembina Golongan IV/a. Ia pernah menggelar pertandingan tinju di pinggir pantai. Ia mendatangkan Boido Simanjuntak dari Tanjungbalai melawan Ramly Pasaribu dari Pematangsiantar.
Baca Juga
Advertisement
Acara itu disebut “Tinju Pantai Pertama”. Penulis hadir di sana, di Pantai Gandoriah, Kota Pariaman.
Tinju pantai sebagai upaya mengangkat pariwisata. Berlangsung siang, ketika terik matahari masih menyengat kulit.
Yudi Edmund yang tercatat sebagai promotor terlama di Sumatera Barat, sudah sering menggelar pertandingan tinju pro, amatir, dan terakhir tinju pasir di pinggir pantai. Siang itu Yudi Edmund mencetak rekor terbanyak menjalankan tugas; mulai dari Ketua Komisi Tinju, Ketua Panitia, Promotor, Matchmaker, Inspektur Pertandingan, dan Boxing Annaouncer. Rangkap total dan itu menjadi rekor baru.
Baca Juga
Advertisement
Suprapto David, Promotor dari Prampalan
“Dalam pikiran saya, menggelar pertandingan tetap ada,” kata Suprapto David, promotor dari Kampung Prampalan, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Suprapto pernah menjadi promotor paling banyak menyelenggarakan pertandingan tinju di Jawa Tengah. Dia nomor satu.
Suprapto David terakhir menggelar pertandingan di depan rumahnya sendiri di Kampug Prampalan.
Baca Juga
Advertisement
“Saya berhenti dulu,” katanya. “Nanti setelah Lebaran, saya akan mencoba menghitung masih bisa tidak bikin tinju.”
Hampir semua promotor selalu bertanya “masih bisa tidak bikin tinju”, sebab untuk mendatang petinju adalah pekerjaan menyenangkan. Tetapi, ketika seorang promotor harus berususan dengan uang, barulah keringat bercucuran sampai ke ubun-ubun. Uang sponsor untuk pertandingan tinju sangat rendah. Pejabat daerah paling banyak sumbang dua juta.
Di Indonesia, banyak orang gampang saja maju sebagai promotor. Pengusaha bahan bangunan tiba-tiba sudah menjadi promotor.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya dijanjikan bakal meraup uang besar dengan cara jual proposal dan jual undangan ke kantor-kantor desa.
Ternyata omong kosong. Camat sekarang sudah beda. Sudah tidak mau lagi ditakut-takuti. Sudah berani menolak undangan.
Laurens Tirajoh, Promotor Nyiur Melambai
Tadi pagi, Rabu, 19 Maret, penulis berbicara dengan Laurens Tirajoh. Agak lama, dan ia mulai cerewet menyampaikan gagasannya. Ia akan menyusun rencana pertandingan tinju besar di Minahasa, Sulawesi Utara.
Baca Juga
Advertisement
“Kami ini mau menyelenggarakan pertandingan tinju di kampung halaman Pak Prabowo Subianto,” kata Laurens Tirajoh, promotor tinju terlama yang pernah ada di Nyiur Melambai.
Laurens Tirajoh pernah mendatangkan Armin Tan, Kairus Sahel, Tibo Monabesa, Johan Wahyudi, Satria Antasena, Hari Hutagalung, bertanding di GOR Wale ne Tou, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu, 31 Oktober 2015.
Beberapa jam setelah seluruh pertandingan selesai dan sukses, losmen tempat rombongan tinju dari Jakarta menginap diserbu preman kampung yang sudah dalam kondisi melayang akibat pengaruh CT. So mabuk berat.
Baca Juga
Advertisement
Entah apa masalahnya, preman kampung melempari rombongan tinju yang sudah berada di dalam kamar masing-masing, karena subuh harus meneruskan perjalanan ke Bandara Sam Ratulangi. Johan Wahyudi dari sasana tinju KPJ Bulungan, Jakarta, korban berdarah kena lemparan batu. Tiba di bandara, beberapa di antara rombongan tinju muntah di lantai, juga akibat terlalu banyak menghabiskan CT.
Seandainya preman kampung masuk menyerbu, maka pilihannya harus melawan. Tidak ada cara lain. Kami tidak ingin pulang tinggal nama.
Tak lama kemudian dan persis di tengah malam, polisi datang melepaskan tembakan peringatan. “Dor, dor, dor!!!”
Baca Juga
Advertisement
Preman kampung ternyata nyali kosong. Tungganglanggang mencari persembunyian di rumah penduduk belakang penginapan.
Sejak teror preman kampung, tidak ada lagi pertandingan tinju di Tondano. Tinju pro Sulawesi Utara habis.
Finon Manullang, penulis buku “Perjalanan Tinju Indonesia” edisi 2023
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..