Cek Nama di Sini: 9 Juara Dunia dari Indonesia

ELLYAS PICAL COVER
Ellyas Pical (tengah) berada di atas ring pertandingan tinju internasional di Pulomas, Jakarta, 6 April 2019. (Foto: Ronde Aktual)

Rondeaktual.com – Sejarah mencatat, ada sembilan petinju Indonesia yang berhasil merebut gelar juara dunia dari empat versi berbeda; IBF, WBA, IBO, IBA. Sampai sekarang belum ada petinju Indonesia yang merebut gelar juara dunia WBC.

Setidaknya ada lima petinju Indonesia yang pernah merebut gelar WBC Junior atau WBC Asia, tapi itu bukan gelar dunia.

Indonesia sekarang miliki enam badan tinju dan terbanyak di dunia. Tetapi tidak satu pun badan tinju pro Indonesia yang memiliki dokumentasi. Sehingga dengan muda petinju mengaku-ngaku sebagai juara dunia untuk tujuan komersial. Padahal bukan juara dunia.

Advertisement

9 Juara Dunia dari Indonesia

Ellyas Pical adalah petinju Indonesia pertama yang merebut gelar IBF di Jakarta tahun 1985 dan Ongen Saknosiwi adalah yang terakhir merebut gelar IBA di Batu tahun 2019.

  1. Ellyas Pical (Garuda Jaya Jakarta), juara IBF kelas bantam yunior tahun 1985.
  • Nico Thomas (Tonsco Jakarta), juara IBF kelas terbang mini tahun 1989.
  • Suwito Lagola (Pahlawan Binjai), juara WBF kelas welter tahun 1995.
  • Ajib Albarado (Sawunggaling Surabaya), juara WBF kelas welter yunior tahun 1996.
  • Chris John (Buana Semarang), juara WBA kelas bulu tahun 2003.
  • Mohamad Rachman (Akas Probolinggo), juara IBF kelas terbang mini tahun 2004, kemudian juara WBA kelas minimum tahun tahun 2011.

  • Daud Yordan, juara IBO kelas bulu tahun 2012, kemudian juara IBA kelas welter yunior tahun 2019.
  • Tibo Monabesa (Armin Tan Tangerang), juara IBO kelas terbang ringan tahun 2019.
  • Ongen Saknosiwi (Dirgantara Jakarta), juara IBA kelas bulu tahun 2019.

Dimulai dari Kidal Ellyas Pical yang Sangat Bersejarah

Sembilan juara dunia asal Indonesia, dimulai dari southpaw Ellyas Pical yang luar biasa. Melalui long hook kidal tunggal, Ellyas Pical menjatuhkan juara Ju Do Chun (Korea Selatan) di tengah-tengah ring ronde kedelapan. Wasit Joe Cortes (Amerika Serikat) datang dan jongkok menghitung Ju Do Chun, yang disaksikan ibundanya langsung dari bawah ring. Sampai hitungan sepuluh selesai, Ju Do Chun tak sanggup berdiri, yang terjadi di Senayan, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 1985.

Malam itu, Ellyas Pical mantan penyelam di Saparua, menjadi petinju Indonesia pertama merebut gelar tinju dunia dari versi IBF kelas bantam yunior.

Advertisement

Setelah dibuka oleh Ellyas Pical, datang juara dunia baru seperti Nico Thomas, Suwito Lagola, Ajib Albarado, Chris John, Mocamad Rachmand, Daud Yordan, Tibo Monabesa, dan Ongen Saknosiwi.

Itulah sembilan juara dunia dari Indonesia. Sekarang tergantung Anda, apakah mau menerima kesembilan nama tersebut sebagai juara dunia?

Kebanyakan orang di seluruh dunia (baik media maupun penggemar) hanya mau mengakui gelar dunia dari versi WBA, WBC, IBF, WBO.

Advertisement

Ketika Oleksandr Usyk (Ukraina) menyandang gelar dunia IBO kelas berat, media asing lebih suka menulis Usyk sebagai juara dunia WBA, WBC, IBF, WBO. Usyk juga disebut juara undisputed empat sabuk. Seharusnya juara undisputed lima sabuk.

Gelar IBO yang sudah ada sejak 40 tahun silam dan berkontribusi secara nyata untuk tinju, masih sering dipandang sebagai juara dunia “kelas dua” bahkan diabaikan, apalagi gelar dunia lainnya.

Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat

Advertisement