Rondeaktual.com – Sarung Tinju Emas (STE) pernah melahirkan sejumlah juara terbaik. Namun, sekarang nasib STE sangat memprihatinkan. STE sudah tidak pernah lagi dipertandingkan. Selama delapan tahun berturut-turut STE “dihilangkan”. Ini menjadi catatan terpahit sepanjang perjalanan tinju amatir Tanah Air.
STE pertama kali dipertandingkan di Ambon, Provinsi Maluku, pada tahun 1976, yang mengantar petinju kelas bantam 54 kilogram asal Bali, Soeryadi, terpilih petinju terbaik (best boxer).
STE XXXIV/2017 adalah STE terakhir, yang dipertandingkan di Gedung Kesenian dan Olahraga, Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Hampir dibatalkan, karena peserta terbatas.
Baca Juga
Advertisement
Banyak Pertina Provinsi tidak berani mengirim atletnya, setelah tidak mendapat dukungan dana dari instansi terkait. Proposal tidak jalan.
STE adalah arena tinju antarjuara. The best of the best. Petinju yang terbaik dari yang terbaik. Petinju yang belum pernah juara dilarang masuk.
Salah satu persyaratannya adalah:
Baca Juga
Advertisement
- Juara pertama, peraih medali emas.
- Juara kedua, peraih medali perak.
- Juara ketiga, peraih medali perunggu.
Selain hanya boleh diikuti para peraih medali Kejurnas, STE, juara youth, dan internasional, STE hanya boleh diikuti oleh petinju amatir tingkat elite dan harus berusia 19-40.
Namun, soal umur banyak ofisial dan petinju berbohong. Sengaja memalsukan umur. Ada yang belum 15 tahun dipersilakan bertanding, karena sudah kena “servis” dari manajer tinju.
Pertina DKI Bersedia Menghidupkan Sarung Tinju Emas
Pekan lalu, penulis hadir di antara sejumlah pelatih tinju (termasuk tiga pelatih tinju pelajar dari PPOP DKI yang selalu sukses merebut medali emas di mana-mana), terlihat juga personalia Pertina DKI, seorang rekan wartawan, dan wasit olimpiade Boy Bohan.
Baca Juga
Advertisement
Lokasi pertemuan jauh dari pusat keramaian kota, di Kampung Parigi Mekar, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 5 April 2025.
Kami di sana atas undangan Hengky Silatang, SH, tokoh tinju yang selalu membuka pikiran untuk kemajuan tinju amatir secara total.
Seorang pelatih yang duduk tidak jauh dari meja biliar, mengusulkan agar Pertina DKI mengadakan pertandingan. Jangan biarkan kosong, seperti Kejurnas sudah berapa tahun dihapus dari kalender tahunan Pertina.
Baca Juga
Advertisement
Pelatih lain mengusulkan agar diadakan di Ragunan, yang sangat populer sebagai pusat latihan olahraga terbesar dan terbersih di Jakarta.
Seorang matchmaker kesohor yang pernah kalah di tangan Adrianus Taroreh dan pernah bertarung tangan kosong melawan lima preman Tanah Abang yang sudah mabuk arak hitam di siang bolong, mengusulkan agar diadakan akhir Mei atau awal Juni, berdekatan dengan pemilihan ketua umum PP Pertina melalui Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina).
Ketua Pertina DKI, Hengky Silatang cepat memberikan respon bagus. Dua hari kemudian datang kesepakatan untuk mengadakan pertandingan Kejuaraan Terbuka pada 19 hingga 21 Juni 2025 di Ragunan.
Baca Juga
Advertisement
Bila penyelenggaraan 19-21 Juni 2025 sukses, maka terbuka kemungkinan Pertina DKI menghidupkan kembali pertandingan STE. Ini sesuatu yang sangat menggembirakan. Paling ditunggu oleh 38 provinsi. Bayangkan, sudah delapan tahun STE dihilangkan.
“Pertina DKI bersama PWI Jaya siap menyelenggarakan Sarung Tinju Emas. Untuk kemajuan tinju, kita siap,” janji Hengky Silatang.
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..