Rondeaktual.com, Jakarta – Ippo Gala, 49 tahun, adalah mantan juara Indonesia termuda kelas terbang. Pada usia 16 tahun, ia datang dari Cilacap, Jawa Tengah, ke Jakarta langsung menuju Garuda Jaya, pusat latihan tinju di Pancoran, Jakarta Selatan. Ippo Gala bertemu pelatih (almarhum) Simson Tambunan, yang melahirkan Ellyas Pical sebagai juara dunia pertama dari Indonesia. Simson melatih Ippo Gala sampai juara.
Dari Garuda Jaya, Ippo Gala, yang bernama Slamet, bergeser ke Satria Kinajungan (Warung Buncit, Jakarta Selatan) dan terakhir Cakra (Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara), tempat ia bekerja.
Ippo Gala menjadi juara Indonesia termuda setelah Yani Hagler. Ia merebut gelar juara kelas terbang dari tangan seorang guru olahraga di Surabaya, Amri Sanusi, yang berlangsung 12 ronde di Bogor, Jawa Barat, 28 Desember 1986.
Karir tinju Ippo Gala berjalan sepanjang 12 tahun. Ia telah bertanding ke Filipina dan paling sering bolak-balik Thailand. Ippo Gala hampir setiap tiga bulan bertanding di Thailand. Laris manis.
Ippo Gala satu-satunya petinju Indonesia yang pernah pertandingan melawan Manny Pacquiao. “Kita fight-nya di kelas terbang,” ujar Ippo Gala. “Waktu itu dia belum besar seperti sekarang (juara dunia WBA kelas welter). Saya dibayar satu setengah (US$ 1.500) dan saya TKO ronde kedua.”
Ippo Gala didampingi pelatih Dace Maigoda. Non gelar dijadwalkan 10 ronde di Mandaluyong City, Filipina, 27 Juli 1996. Di sanalah Ippo Gala merasakan kecepatan dan kekuatan tangan Manny Pacquiao.
Ippo Gala dua kali ikut kejuaraan dunia. “Pertama kejuaraan dunia (World Boxing Federation World Super Flyweight Title) di Thailand (Chiang Rai, 5 November 1994). Saya TKO melawan Samson (Dutch Boy).”
“Saya main lagi kejuaraan dunia (World Boxing Council International Super Flyweight Title) melawan petinju kidal Yani Malhendo dari Surabaya. Main di Jakarta (27 Juni 1998). Saya TKO ronde ketiga dan itu adalah pertandingan terakhir saya.”
Setelah pensiun dari tinju, Ippo Gala bekerja di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebagai security, sampai sekarang. Bangga bisa 20 tahun setia di sana.
Keluar dari tinju, Ippo Gala membesarkan dan mendidik anaknya sampai masuk polisi.
“Anak saya yang pertama bilang kalau dia mau masuk polisi. Sebagai orangtua ya harus kita dukung,” kata Ippo Gala, yang pernah bertarung 12 ronde kejuaraan Indonesia melawan Yunus Tiran dan berakhir imbang.
Anak pertama Ippo Gala adalah Brigda Irdo Gala, yang tahun 2017 dilantik di Pol Air, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Ippo Gala, anaknya masuk polisi karena sering kumpul dengan intel di Cakung. “Ngumpul bareng intel Cakung akhirnya dia tertarik masuk polisi dan saya senang karena dia anak pertama kami.”
Ippo Gala mendidik anak biasa-biasa saja. “Kebetulan anak saya tidak bandel. Saya mendidiknya biasa saja. Tidak keras dan saya kasih kebebasan. Saya tidak paksa harus masuk tinju.”
Setelah dilantik, Brigda Irdo Gala menjalankaan tugas pertama ke Papua. “Dari Papua ke Palu, terus Ambon, Kupang, dan dia sekarang tugas di Palembang. Kalau ditanya bagaimana rasanya, ya banggalah.”
Anak kedua Ippo Gala, Elyta Gala sudah taman SMA. “Sekarang sedang mencoba masuk polwan. Elyta sama dengan Irdo, mau masuk polisi karena kemauan sendiri,” Ippo Gala menjelaskan.
TENTANG IPPO GALA
Nama: Ippo Gala.
Lahir: 11 Agustus 1969, Cilacap, Jawa Tengah.
Usia: 49 tahun.
Tempat kerja: PT. Gemala Kempa Daya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Istri: Rustina.
Anak pertama: Brigda Irdo Gala.
Anak kedua: Elyta Gala, tamat SMA.
Anak ketiga: Radithya Win Gala, kelas 3 SD.
(finon manullang)