Rondeaktual.com, Jakarta – Sejak dulu prajurit Marinir sudah berprestasi sebagai petinju amatir. Ada Israel Item, Yonas Giay (medali emas kelas menengah SEA Games Singapura), Richard Engkeng (medali perunggu kelas menengah ringan PON 1985).
Di ujung tahun 90-an, ketika tinju pro masuk televisi, Sasana Amphibi Marinir Cilandak mulai terbuka membina tinju pro. Tak lama sasana yang salah satu pendirinya adalah Letjen TNI (Purn) Nono Sampono, melahirkan Hofni Suot sebagai Marinir pertama yang berhasil menjadi juara tinju pro Indonesia.
Hofni, 42 tahun, sekarang bertugas di Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 3 Kompi Raiarhanud, Sunter, Kodamar, Jakarta Utara. Hofni merebut gelar juara kelas ringan yunior Indonesia, setelah mengalahkan Dian Aritonang dari PP Lubukpakam, Sumatera Utara, melalui Gelar Tinju Profesional Indosiar, tahun 2003.
Sebelum menggantungkan sarung tinju, Hofni pernah mengalahkan petinju Thailand, Phongsak Phaor.
“Tinju tak akan terlupakan dalam hidup ini,” kata Hofni Suot, yang mengaku masuk Marinir karena keinginan hati, cita-cita sejak lama. “Tinju pro telah mengantar saya sebagai Marinir pertama yang merebut gelar juara Indonesia. Tetapi, saya sudah lama menggantungkan sarung tinju. Saya penonton saja,” ujar laki-laki Tou Tara Tara Tomohon ini. Hofni aktif sebagai Ketua Umum KCI Indonesia.
Bagaimana kisah Hofni Suot bisa menjadi petinju?
“Saya bergabung di Sasana Amphibi tahun 1996, karena ancaman dari senior,” Hofni memulai. “Kalau tidak ikut tinju pasti dapat hajar. Karena rasa takut ancaman senior, mau tidak mau harus ikut latihan tinju, berdasarkan Surat Perintah Komandan.” Ketika itu Hofni ditempatkan di Batalyon Infanteri 6 Marinir.
“Di sana, pelatih dan atletnya, kebetulan kebanyakan dari Manado. Ada Pak Alex Kambong, Pak Charles Saolah, Pak Frans Tombeg, almarhum Francis Ramopoli, Pak Adri Tombiling, Pak Richard Engkeng.”
Sebelum terjun ke tinju pro, Hofni mewakili DKI Jakarta di pertandingan PON XV/2000 Jawa Timur.
Tentang tinju pro sekarang, menurut Hofni, beda dengan era ketika ia masih aktif.
“Di awal era saya berkarir, komisi tinju hanya satu, hanya KTI. Di situ sangat terlihat persaingan yang nyata. Kualitas benar-benar teruji. Di masa itu boleh dibilang hebat-hebatnya tinju pro Indonesia. Sekarang badan tinju di Indonesia ada lima (KTI, ATI, KTPI, FTI, FTPI). Petinju yang belum punya peringkat di kelasnya bisa mendapat izin tampil dalam kejuaraan. Tinggal atur.”
TENTANG HOFNI SUOT
Nama: Hofni Suot.
Pekerjaan: Marinir, bertugas di Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan 3 Kompi Rai Arhanud, Sunter, Kodamar, Jakarta Utara.
Lahir: Tomohon, Sulawesi Utara, 14 Oktober 1976.
Usia: 42 tahun.
Pertama naik ring: Tahun 1997, merebut medali emas Piala Walikota Jakarta Timur.
Pertama naik ring pro: PRJ Jakarta, tahun 2000, menang KO dalam partai 4 ronde.
Terakhir naik ring: Tahun 2004 di Sasana Amphibi Marinir, menang TKO ronde 4 atas Hamid Boro. Hofni merebut sabuk emas Komandan Brigif 2 Marinir Kolonel Marinir Faridz Washington.
Prestasi pro: Juara Indonesia kelas ringan yunior.
(finon manullang)