Rondeaktual.com, Jakarta – Alex Tatontos, 39 tahun, menyimpan cita-cita ingin menjadi petinju Sulawesi Selatan pertama yang berhasil merebut medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) tiga kali berturut-turut.
“Kalau Lionel Messi bisa mencetak hattrick di lapangan sepakbola, saya juga ingin melakukannya di ring tinju Pekan Olahraga Nasional,” kata Sertu Alex Tatontos, dari Kesatuan Denma Brigif Para Raider 3/3 Kostrad. “Izin, saya ingin sekali merebut medali emas PON tiga kali berturut-turut.”
2 EMAS PON ALEX TATONTOS
- Medali emas kelas menengah PON XVIII/2012 di Pangkalan Kerinci, Riau. Dalam final mengalahkan Toar Sompotan (Sulawesi Utara).
- Medali emas kelas menengah PON XIX/2016 di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Dalam final mengalahkan Marvin Batuwael (Jawa Barat).
KELAHIRAN TAMAKO, SANGIHE
Alex Tatontos pria kelahiran Tamako, Sangihe, Sulawesi Utara, 31 Agustus 1980. Ia berusia 40 tahun saat PON XX/2020 Papua berlangsung.
PON mendatang merupakan yang terakhir dan yang terakhir pula bagi karir tinju amatir Alex Tatontos. Berdasarkan aturan AIBA (Persatuan Tinju Internasional) usia 40 adalah usia terakhir.
Alex mengakui perjalanannya menuju hattrick masih panjang. Alex harus melewati Pra PON Ternate, yang akan berlangsung di Lapangan Gelora Kie Raha, 20-26 September 2019.
Di sana Alex akan bertanding di kelas berat ringan. Salah satu lawan yang sudah menunggu adalah Toar Sompotan, seorang Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Toar sekarang menjabat sebagai Lurah di Kelurahan Kakaskasen Satu, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
“Saya dan Toar sudah empat kali bertemu dan itu saya ingat betul,” kata Alex. “Saya tiga kali mengalahkan Toar dan Toar sekali mengalahkan saya dalam final Piala Wapres di Lahat. Entah mengapa saya juga tidak tahu, saya bertanding kacau dan kalah.”
4 PERTEMUAN ALEX VS TOAR
- Tahun 2012 final PON XVIII di Pangkalan Kerinci, Riau: Alex Tatontos mengalahkan Toar Sompotan.
- Tahun 2013 semifinal Piala Wapres di Padang, Sumatera Barat: Alex Tatontos mengalahkan Toar Sompotan.
- Tahun 2014 final Piala Wapres di Lahat, Sumatera Selatan: Alex Tatontos kalah dari Toar Sompotan.
- Tahun 2014 final Kejurnas di Makassar, Sulawesi Selatan. Alex mengalahkan Toar.
NIAT GANTUNG SARUNG TINJU
Alex Tatontos sangat menyadari usianya sudah tidak muda lagi untuk ukuran tinju. Lantas apa yang mendorongnya mengejar tiga medali emas PON berturut-turut?
“Pertama, niatnya memang mau gantung sarung tinju. Tetapi, melihat peluang di mana kelas 81 (berat ringan) tidak ada pendatang baru, kecuali Bram Betaubun dari 75 ke 81, maka saya tangguhkan. Saya pikir masih ada peluang untuk menciptakan hattrick.”
Alex berhenti bicara melalui telepon, kemudian diteruskan: “Saya ini sebenarnya kelas 75 (menengah) tapi belakangan fokus di sasana (sebagai pelatih) sehinga berat 75 tidak bisa. Saya putuskan main di 81.”
Kelas 81 bukan kelas baru bagi Alex. Petinju kidal ini sudah sering bertanding di kelas 81 dan juara.
4 MEDALI EMAS STE
- Tahun 2009 STE Tomohon: Alex merebut medali emas kelas berat ringan. Dalam final mengalahkan Albert Logo (Papua).
- Tahun 2010 STE Makassar: Alex merebut medali emas kelas menengah. Dalam final mengalahkan Markus (Papua Barat).
- Tahun 2014 STE Medan: Alex merebut medali emas kelas berat ringan. Dalam final mengalahkan Willis Riripoy (Jawa Tengah).
- Tahun 2017, STE Bogor: Alex merebut medali emas kelas berat ringan. Dalam final mengalahkan Richard Oscar (Kalimantan Timur).
MEDALI KEJURNAS KELAS 75
- Tahun 2009 Kejurnas Batam: Alex merebut medali perak kelas menengah. Dalam final kalah melawan Thomas Kaliombar (Maluku).
- Tahun 2014 Kejurnas Makassar: Alex merebut medali emas kelas menengah. Dalam final mengalahkan Toar Sompotan (Sulawesi Utara).
TIM PRA PON SULSEL
Alex Tatontos bersama 11 petinju lainnya masuk dalam Tim Pra PON Sulawesi Selatan. Ditangani oleh empat pelatih: Firmanto Muis, Hendi Durand, Dufri Masihor, dan Zulham Ali.
Di sana, Alex salah satu senior. Dua senior lainnya yang sudah punya prestasi nasional adalah Abdul Sada di kelas 69 kilogram dan Charles Katiandagho di kelas 75 kilogram. Sulawesi Selatan, yang ditangani empat pelatih, masih mengandalkan Haris Manggo di kelas berat.
Di kelas 49 kilogram dan kelas 52 kilogram diisi oleh Jhon Latuheru (putra wasit/hakim nasional Stevie Latuheru) dan Joshua Masihor (putra juara SEA Games kelas bantam Dufri Masihor).
Sulawesi Selatan akan membawa dua petinju wanita ke Pra PON Ternate, yaitu Sri Rahayu kelas 45 kilogram dan Hindriawati Haer kelas 54 kilogram.
Petinju yang berhasil masuk semifinal di setiap kelas, maka berhak mengikuti PON XX/2020 Papua. (finon manullang)