Rondeaktual.com – Technical Delegate (TD) Pra PON Wilayah Tengah dan Wilayah Timur di Bogor, Hermanto Ginting meninggalkan Bogor dengan senyum besar. Itu sebagai tanda puas atas penyelenggaraan pertandingan yang berjalan lancar dan tepat waktu. Ketika pejabat setempat terlambat datang, pertandingan tetap jalan.
Mengenai penjemputan di mana seluruh wasit/hakim dan ofisial ring sempat harus naik grab ke arena pertandingan, bagi Hermanto Ginting itu bukan masalah.
“Pertandingan Pra PON Bogor tidak ada masalah. Saya pulang (Sabtu, 21/12/2019) ke Banjarmasin dengan senang hati, kata Hermanto Ginting, wasit/hakim ***AIBA. Bintang tiga adalah yang tertinggi di AIBA. Setelah bintang tiga tidak ada lagi bintang.
Pra PON berlangsung di Laga Satria, Komplek Stadion Pakansari, Cibinog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama delapan hari, dari 13 hingga 20 Desember 2019. Menandingkan 10 kelas pria dan 7 kelas wanita. Selama delapan hari menyelesaikan 110 pertandingan.
Disinggung tentang protes yang dilancarkan kubu Sulawesi Selatan, Hermanto Ginting membantah “kasus kemarahan” yang terjadi di hari kedua Pra PON bukan masalah yang ditimbulkan oleh wasit/hakim atau penyelenggaraan pertandingan.
“Siapa saja boleh menyatakan tidak puas. Tetapi, kami (wasit/hakim) telah menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Tidak ada keputusan miring. Semua bersih,” kata Hermanto Ginting.
Kunci “semua keputusan bersih” menurut Hermanto Ginting, karena ia selalu meminta kepada seluruh wasit/hakim yang bertugas agar menjaga citra. “Jangan ada keberpihakan. Jangan jalan ke mana-mana dan manfaatkan waktu untuk istirahat. Itu yang selalu saya sampaikan,” ujarnya.
Seluruh pertandingan memang berjalan lancar dan menyenangkan. Namun, ada wasit yang menjadi sorotan keras karena dianggap sudah tua dan lamban. (ra/finon)