Rondeaktual.com – Sepanjang dua jam rapat pleno Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) di Senayan City, Jakarta, Kamis (23/1/2020) malam, Ketua Umum Brigadir Jenderal Polisi Johni Asadoma sampai tiga kali mengeluarkan kalimat yang sama di waktu yang berdeba. “Tolong dijaga kekompakan, persahabatan, dan persaudaraan,” katanya.
Tidak biasanya Johni Asadoma bicara sampai berulang-ulang. “Kita pilih ketua umum kayak pilih presiden saja,” ujarnya.
Johni Asadoma meminta Munas supaya diadakan paling lambat 8 Agustus 2020. Tetapi ada pendapat agar Munas sebaiknnya dilaksanakan setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, Oktober-November 2020. Kapan kepastian Munas akan diumumkan dalam waktu dekat.
Johni Asadoma menegaskan bahwa dirinya siap. “Kalau (Munas) diperpanjang atau dilaksanakan tahun ini, saya siap.”
Tentang siapa calon ketua umum mendatang, Johni Asadoma terbuka bagi siapa saja yang ingin maju.
“Barangkali ada dari Pengprov yang mau mencalonkan, silakan. Rekan-rekan ada calon dengan komitmen yang tinggi dan siap dana, saya dukung 1000%. Saya siap kasih masukan. Saya tidak ingin pertahankan ketua umum,” kata Johni Asadoma. “Ketua umum bukan milik saya. Kalau ada calon silakan. Bila perlu pertemukan dengan saya. Ada yang mau datang dan siap 10 M per tahun untuk Pertina, saya sangat senang. Saya lompat-lompat. Jungkir-balik.”
Pertina, kata Johni Asadoma, butuh dana 10 M untuk satu tahun. Itu mencakup biaya pelatnas, gaji sekretariat, dan operasional. “Kalau ada silakan. Bikin pernyataan di depan Pengprov sanggup 10 M setiap tahun. Saya jadi penasehat saja.”
“Ayo, kita ngobrol. Terbuka saja. Saya welcome. Jangan diam-diam. Jangan main belakang.”
Dalam bulan terakhir beredar isu ada dua-tiga orang personalia PP Pertina yang diam-diam melakukan promosi terselubung bahwa ada seseorang yang siap maju sebagai ketua umum.
Sebelum rapat pleno ditutup, Johni Asadoma menyampaikan pernah mengembalikan uang 1 M ke pemerintah dalam hal ini Kemenpora.
“Anggaran untuk Asian Games kita kembalikan 1 M. Anggaran untuk try out misalnya, tidak boleh kita pergunakan untuk yang lain. Mau diperiksa terus ditangkap, makanya dikembalikan.”
Johni Asadoma juga menjelaskan bahwa uang dari pengurus lama yang diserahkan hanya Rp 25 juta.”Nanti kalau diserahkan lagi ke pengurus yang baru, ya segitu kita serahkan, 25 juta,” ia tertawa. (ra/finon)