Rondeaktual.com – Juara nasional La Ode Abdul Sada (Pertina Sulawesi Selatan) keluar dari Pertina. Dia memilih tinju pro sebagai jalan terakhir.
Petinju yang dikenal dengan nama Abdul Sada itu akan bertanding di arena tinju pro Bone Super Fight, Lapangan Merdeka, Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu, 28 Maret 2020. Abdul Sada langsung berhadapan dengan petinju pro yang sudah pengalaman, Daeng Armando dari Jakarta.
Tidak itu saja. Dalam debut tinju pronya Abdul Sada langsung bertanding 8 ronde di kelas welter. Pemenang Abdul Sada-Daeng Armando akan membawa pulang Sabuk Dandim Kabupaten Bone.
Abdul Sada adalah juara nasional yang mengalahkan Arenaldo Moniaga (DKI Jakarta) di Sarung Tinju Emas (STE) 2013 Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera utara. Abdul Sada mengalahkan Vinky Montolalu (DKI Jakarta) di STE Makassar 2014.
DIURUS WILEM LODJOR
Pertandingan itu diurus oleh match maker nasional Wilem Lodjor dari WL Lembata Baxing Promotion Jakarta. Promotor adalah Sukur Arsyad, S.Si. T,MT. Ketua Panitia Andi Arsuddin, SE, dan pengawas pertandingan sudah sepakat Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) Pusat.
“Saya pikir itu (Abdul Sada Vs Daeng Armando) merupakan partai seru. Hati-hati jangan sampai ada yang menyerah sebelum habis ronde,” Wilem Lodjor mengingatkan.
ALI RIDWAN MASUK PRO
Petinju amatir Sulawesi Selatan lainnya yang akan terjun ke dunia tinju pro adalah Ali Ridwan Songut.
Ali seorang juara Sulawesi Selatan, yang akan bertanding di malam yang sama di Lapangan Merdeka, Bone, 28 Maret 2020.
Ali langsung berhadapan dengan petinju yang sudah sering main di tinju pro bernama JD Langodai dari Jakarta. Ali-JD Langodai dipesan untuk kelas bantam 8 ronde. Pemenangnya boleh membawa pulang sabuk Kejati Kabupaten Bone.
PENJELASAN ALEX TATONTOS
Mengapa Abdul Sada dan Ali Ridwan Songut sampai hati meninggalkan Pertina?
Inilah penjelasan dari pelatih Kostrad Boxing Camp Maros, Alex Tatontos kepada Rondeaktual.com.
“Mereka saya terjunkan ke tinju pro lantaran usia La Ode Abdul Sada sudah matang di amatir, itu yang pertama,” kata Alex Tatontos. “Kedua, di Pertina Sulawesi Selatan, khususnya La Ode Abdul Sada, tidak mendapat kesempatan mengikuti pertandingan Pra PON kedua di Bogor dan itu tanpa alasan. Padahal Abdul Sada salah satu atlet sarat pengalaman.” Alex Tatontos sangat kecewa.
Untuk Ali Ridwan Songut, menurut Alex Tatontos gaya tinjunya lebih cocok di pro. “Dia bakal berkembang di tinju pro,” kata Alex Tatontos dengan rekor dua kali merebut medali emas kelas menengah PON. (ra/finon)