Rondeaktual.com – Pertemuan mantan petinju akan berlangsung di Jalan Kimia Farma, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2020), pukul 11.00 hingga 16.00 WIB.
Tuan rumah adalah Tobias Pattiasina, yang dulu pernah bertanding dalam kejuaraan Indonesia kelas terbang super melawan sang juara southpaw Yossy Amnifu. Bagi Tobias ini adalah tuan rumah yang kedua.
Para mantan petinju bernaung dalam Keluarga Besar Tinju Indonesia (KBTI), wadah para mantan petinju di Jakarta dan sekitarnya, yang pengurus dan anggotanya hampir 95% datang dari tinju pro.
KBTI lahir di Bumianggrek, Bekasi Utara, Jawa Barat, 5 November 2017, yang mengantar H. Yonathan Ririhena (dulu bertinju di Manahan Boxing Camp Jakarta) terpilih aklamasi sebagai ketua. Tak lama –karena salah paham dengan pengurus—dengan jiwa besar Yonathan menyerahkan jabatan “Pakatua” kepada Doni Dongot (dulu bertinju di Satria Kinayungan Herman Sarens Soediro Jakarta).
Nico Thomas menjadi satu-satunya mantan juara dunia yang pernah menghadiri undangan pertemuan KBTI. Bahkan Nico Thomas sudah lebih dari lima kali mengikuti pertemuan. Ia pernah menyumbangkan suara emasnya di saat pertemuan.
Nico Thomas, 53 tahun, menjadi juara tinju dunia kedua dari Indonesia. Nico, southpaw, merebut gelar juara dunia IBF kelas terbang mini di Istora Senayan Jakarta, 17 Juni 1989, setelah menang angka melalui pertarungan ulang langsung 12 ronde melawan juara Samuth Sithnaruepol (Thailand).
KBTI mematok jadwal pertemuan setiap dua bulan, yang salah satu acaranya adalah makan siang bersama. KBTI paling setia mengirim kembang duka cita bagi anggota yang kemalangan dan membantu keluarga yang sakit.
Yossy Amnifu, meski tidak pernah datang, sampai dua kali mendapat bantuan termasuk sumbangan melalui transfer terbuka.
PECAH KONGSI
Selain KBTI di Jakarta, di Jawa Timur ada yang terkenal yaitu Kebersamaan Mantan Petinju Indonesia (KMPI), yang berpusat di Malang.
Tahun lalu KMPI yang dipimpin mantan petinju Ali Aswad pecah. Sehingga lahirlah Asosiasi Petinju Indonesia (API), di Malang.
Perpecahan itu nyaris identik dengan perpecahan badan tinju pro Tanah Air. Dulu orang hanya mengenal KTI satu-satunya ofisial tinju pro.
Tahun 1997 pecah, disusul isu suap pemilihan ketua umum dalam Munas di Jakarta. Sekarang ada lima badan tinju pro; KTI, ATI, KTPI, FTI, FTPI.
Itu sangat membingungkan. (ra/finon manullang)