Rondeaktual.com – Ini bukan untuk menakut-nakuti di tengah ganasnya pandemi (penyakit menular yang berjangkit dengan cepat) Covid-19. Namun inilah yang dikatakan oleh Indah Dugi Cahyono, 51 tahun, pelatih dan pendiri Notorius Boxing Camp Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. “Tunggu PON Papua selesai, sasana Notorius bubar. Ini adalah PON terakhir bagi kami.”
Rondeaktual.com bertanya: “Ada masalah apa?”
“Tidak ada. Saya mau istirahat saja. Sudah capek. Setelah PON Papua lepas semua. Petinju Notorius bebas memilih mau pindah ke mana. Sasana saya bubarkan. Saya mau buka toko bangunan.”
Dugi, nama panggilan akrabnya, mengaku berani ambil keputusan membubarkan sasana demi keluarga. “Saya mau buka usaha. Memulai masa depan dan demi kesehatan saya sendiri. Kecewa dengan Pertina, oh tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan Pertina. Saya tidak pernah campur masalah Pelatnas. Saya tahu sampai mana batasan saya. Setelah diterima Pelatnas itu urusan bangsa. Saya pernah bertanya; apakah petinju saya boleh saya latih sendiri di Notorius? Sekjen tidak kasih.”
Dugi menjelaskan, ada dua petinju Notorius Taliwang masuk pelatnas. ”Endang mundur karena dia sudah tidak mau lagi di pelatnas. Huswatun masih.”
Sejak Maret 2020 PP Pertina membubarkan pelatnas. Semua petinju dipulangkan ke daerah masing-masing untuk memutus penyebaran Covid-19 yang semakin mengerikan.
Endang adalah peraih medali perak kelas terbang ringan 48 kilogram SEA Games XXX/2019 Manila. Huswatun Hasana peraih medali perunggu kelas ringan Asian Games XVIII/2018 Jakarta.
Meski Endang mundur dari pelatnas, dia tetap dipersiapkan untuk menghadapi PON XX Papua.
“Ada delapan petinju Notorius yang lolos PON. Setekah PON bubar. Sekali lagi, mau ke mana mereka? Itu terserah petinjunya. Mungkin ke DKI. DKI paling besar uang pelatdanya,” kata Dugi, kelahiran Denpasar, 10 September 1968.
Setiap petinju DKI dan setiap bulan menerima honor Rp 7 juta sampai PON XX Papua selesai. Sementara, menurut Dugi, setiap petinju Nusa Tenggara Barat dan setiap bulan mendapat gaji Rp 1.750.000 ditambah uang makan Rp 100 ribu/hari sampai PON XX Papua selesai. Gaji dua pelatih (Dugi dan Idris) masing-masing Rp 5 juta. Pelatih tinju DKI bergaji Rp 8 juta.
8 PETINJU NOTORIUS YANG LOLOS PON XX PAPUA
1. Shinta Agustin, kelas pin 45 kilogram.
2. Serda (Kowad) Endang, kelas terbang ringan 48 kilogram.
3. Ainun Azizah, kelas terbang 51 kilogram.
4. Karmila, kelas bantam 54 kilogram.
5. Serda (Kowad) Jubaitul, kelas bulu 57.
6. Sertu (Kowad) Uswatun Hasanah, kelas ringan 60 kilogram.
7. Riza Pastika, kelas welter ringan 64 kilogram.
8. Serda Saputra Samada, kelas welter 69 kilogram.
Seluruhnya ada sembilan petinju Nusa Tenggara Barat yang akan berlaga di PON XX Papua. Satu lagi menjalani pelatda di Mataram, Sertu Nasarudin, kelas berat 91 kilogram. (ra/finon)