Rondeaktual.com – Pandemi corona Covid-19 telah menutup seluruh jadwal pertandingan tinju, baik amatir maupun profesional. Semua tiarap.
Tidak ada yang tahu sampai kapan wabah corona Covid-19 reda. Semua berharap wabah penyakit menular ini bisa segera selesai.
Lantas apa saja yang dilakukan insan tinju Indonesia selama Covid-19? Berikut rangkuman penjelasan yang dikirim melalui WhatsApp.
AZADDIN ANHAR, peraih medali perak PON X/1981 Jakarta, dalam final kelas terbang ringan 48 kilogram kalah melawan Herry Maitimu: “Untuk menyambung hidup, saya harus tetap bekerja. Saya sekarang jadi pengawas di sebuah proyek perumahan daerah Cibubur, Jakarta. Ini lagi mengawasi bangun rumah dan kolam renang.”
IDAMAN ANHAR, mantan petinju dan pelatih tinju di Banda Aceh dan abang kandung dari mantan petinju nasional Azaddin Anhar: “Kegiatan selama Covid-19 ini di samping ada kegiatan usaha kecil-kecilan, yang paling penting kesehatan terjaga. Kita tetap menjaga disiplin di samping makanan yang terjaga dan olahraga sekedar pemanasan tubuh agar tetap segar. Mari kita doakan semoga Covid-19 cepat berlalu.”
PITER HARI, pelatih tinju Pengprov Pertina Lampung: “Tetap jaga kesehatan dan mengawasi anak-anak tinju latihan ringan.”
JOEY DE RICARDO, karyawan Dishub Provinsi DKI Jakarta dan merupakan mantan petinju top kelas ringan yang terjebak “dipanas-pansasi” untuk bertarungan melawan Satria Antasena: ”Saya berlatih tinju di rumah bersama anak saya dan main sepeda.”
SATRIA ANTASENA, petinju kelas berat ringan, petarung MMA, juara 2 dunia wushu, pelatih member: ”Semua sudah tahu kalau saya harus bertarung sama dia (Joey de Ricardo), makanya saya di rumah sambil latihan. Saya tidak main-main. Ini serius. Biar nanti dia rasakan sendiri pukulan kelas berat ringan.”
DAUD JORDAN, mantan petarung kick boxing profesional dan mantan juara Indonesia kelas bulu dari Scorpio Boxing Camp Jakarta: “Tidak ada kegiatan di luar rumah. Tidak ke mana-mana. Duduk manis di rumah saja.”
DAUD YORDAN, peraih medali perunggu kelas bantam Piala Presiden XX/2004 Pulau Batam dan petinju pro top asal Kalimantan Barat: “Kegiatan saya tetap berlatih seperti biasa, karena sasana tinju saya Daud Boxing Club bersebelahan dengan rumah tinggal. Jalan kaki sebentar sudah sampai di sasana. Ikuti anjuran pemerintah, termasuk jemur badan.”
ONGEN SAKNOSIWI, peraih medali emas kelas bantam Kejurnas Elite Men`s di Lahat, Sumatera Selatan, 2014, dan sekarang pemegang sabuk IBA world featherweight: “Saya tetap latihan di Dirgantara Boxing Camp Mabes TNI AU. Itu perlu untuk menjaga kondisi.”
DUFRI MASIHOR, peraih medali emas kelas bantam SEA Games XVII/1997 Jakarta dan pelatih tim PON Sulawesi Selatan: “Kita tetap latihan tinju. Soalnya atlet tinju Sulsel di satu mess. Tidak ke mana-mana. Mudah dikontrol.”
REVOLUSI HUTABARAT, mantan petinju amatir dan personalia Pengprov Pertina Sumatera Selatan: “Di rumah saja.”
USMAN TESS, mantan petinju amatir dan pro, sekarang pelatih senior di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan: “Saya tetap kasih latihan anak-anak tinju, walaupun puasa. Mereka cuma dapat libur tiga hari, setelah itu latihan terus. Cuma latihan ringan saja, sambil menunggu buka puasa.”
ILHAM TANJUNG, mantan petinju amatir kelas bulu dan promotor tinju nasional dan internasional peringkat atas di Padang, Sumatera Barat: “Lockdown serta PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ini hanya di rumah saja. Saya tidak ke mana-mana. Memang dampak Covid-19 ini sangat mengganggu ekonomi RT (rumah tangga).”
BENGET SIMORANGKIR, mantan petinju kelas menengah, yang pernah bertanding dalam kelas bulu kejuaraan dunia di Bangkok dan menetap di Medan. ”Masih tetap latihan, meski porsinya dikurangi. Sikit saja.” (ra/finon)