Rondeaktual.com – Legenda tinju pro Malang yang pernah dijuluki sebagai petinju “Berhati Singa”, Monod, 63 tahun, sampai sekarang masih dipercaya sebagai pengawas di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Donoware, Karang Ploso, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
“Kerja SPBU (pompa bensin) sebetulnya sudah lama. Kebetulan yang punya kawan. Saya harus selalu kontrol, sebab status saya memang sebagai pengawas. Tidak boleh malas,” kata Monod, petinju pertama dan sampai sekarang satu-satunya memegang rekor tiga kali merebut gelar juara Indonesia kelas bulu yunior.
Selain pengawas SPBU, Monod dari Arema Malang dan murid setia mendiang Tjipto Moerti, bekerja di Pemerintah Kota Batu. Dia juga seorang pelatih member.
“Di masa sulit seperti wabah Covid-19 saat ini, saya terus terang ekonomi masih stabil. Mungkin karena saya pegang tiga pekerjaan. Pengkot Batu bergaji UMR, pengawas SPBU, dan pelatih privat. Total untuk kebutuhan hidup sebulan empat juta masih teratasi. Kami berharap Covid-19 cepat selesai,” kisah Monod, mantan bintang tinju paling favorit era GOR Pulosari, Jalan Kawi, Malang, tahun 80-an dan tahun 90-an.
Sebagai pelatih pribadi dijalaninya setiap minggu. “Murid saya dua orang saja. Tidak usah banyak-banyak. Sekali datang dua setengah (Rp 250.000). Bagi saya itu sudah cukup. Tidak usah pinjam uang tetangga.”
Monod meneruskan: “Selama musim lockdown, kami tetap bekerja tiga hari masuk tiga hari libur di rumah. Masa libur bisa kumpul dengan keluarga. Anak saya dua dan dua-duanya sudah bekerja.” Monod menetap di Desa Losawi, Singosari, Malang.
Selama karir tinjunya yang hebat di tahun 80-an, Monod tiga kali bertarung 12 ronde kejuaraan Indonesia kelas bulu yunior melawan musuh bebuyutan Nurhuda si macan tutul. Hasilnya menang-kalah-draw 1-1-1.
Setelah menggantungkan sarung tinju, sekarang Monod dan Nurhuda bagai dua sahabat yang tak terpisahkan. (ra/finon)