Rondeaktual.com – Sejak Covid-19 atau sejak Maret 2020, mantan juara Asia 1977 kelas welter ringan Syamsul Anwar Harahap, 67 tahun, sudah tinggal di Desa Lantosan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Padang Lawas Utara atau Paluta adalah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Kami tinggal di Desa Lantosan,” sebut Syamsul Anwar di Padang Lawas Utara, dihubungi dari Jakarta, Kamis (28/5/2020) pagi. “Di sini urus kebun. Di belakang rumah kami tinggal ada sungai. Airnya bersih deras mengalir. Mandi dan makan siang di sungai. Enak sekali.”
Syamsul Anwar menyebut sungai itu bernama Aek Sirumambe. Syamsul suka marlange (mandi berenang) di sana. Mantan murid mendiang Paruhum Siregar (Sumatera Utara) ini benar-benar menikmati hidupnya. Paruhum adalah petinju pertama yang merebut medali emas kelas menengah Pekan Olahraga Nasional (PON) V/1961 Bandung.
Di Padang Lawas Utara ia melakukan kegiatan pertanian. Cita-cita pria Siantarman (sebutan bagi perantau asal Pematang Siantar) ini sejak bertinju memang ingin hidup menjadi petani.
Sementara usaha rumah makan Boru Hasian dan kafe padat pengunjung miliknya di Kota Tua, Jakarta, dihentikan akibat dampak Covid-19.
“Kota Tua tutup sementara,” katanya. Ia tidak bisa memastikan kapan kembali ke Jakarta.
Ditanya soal tinju, pensiunan Pemprov DKI Jakarta ini bilang lupakan dulu. Syamsul sudah lama berhenti sebagai Sekretaris Pengprov Pertina DKI Jakarta. Syamsul pernah sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PP Pertina era Ketua Umum Setya Novanto 2007-2011.
11 PETINJU INDONESIA DI KEJUARAAN ASIA VIII/1977, JAKARTA:
1. Herry Maitimu (Maluku), kelas terbang ringan 48 kilogram, medali perak.
2. Johni Riberu (Bali), kelas terbang 51 kilogram, medali perak.
3. Charles Thomas (Maluku), kelas bantam 54 kilogram, gagal medali.
4. Eddy Gommies (Maluku), kelas bulu 57 kilogram, gagal medali.
5. Jimmy Sinantan (Jawa Barat), kelas ringan 60 kilogram, gagal medali.
6. Syamsul Anwar Harahap (DKI Jakarta), kelas welter ringan 63,5 kilogram, medali emas.
7. Frans van Bronskhorst (DKI Jakarta), kelas welter 67 kilogram, gagal medali.
8. Frans Bonsapia (Irian Jaya / Papua), kelas menengah ringan 71 kilogram, medali perak.
9. Wiem Gommies (Maluku), kelas menengah 75 kilogram, medali perak.
10. Benny Maniani (Irian Jaya / Papua), kelas berat ringan 81 kilogram, medali emas.
11. Krismanto (Sumatera Utara), kelas berat 91 kilogram, medali perunggu.
Selain juara Asia 1977, Syamsul adalah juara dan petinju terbaik Piala Presiden yang pertama 1976. Dalam final kelas welter ringan, southpaw Syamsul Anwar mengalahkan si jangkung Thomas Hearns (Amerika Serikat). Setelah 14 tahun kemudian, Hearns menjadi juara dunia di lima kelas yang berbeda. (ra/finon)