Rondeaktual.com – Tinju Jawa Timur (Jatim) terkenal karena di sana banyak sasana atau camp yang sangat melegenda. Ada Sawunggaling Malang yang melahirkan Wongso Suseno.
Bukan hanya Sawunggaling. Masih ada Arema Malang, Gajayana Malang milikPemda, Taman Tirta Surabaya, Pirih Surabaya, Kebomas Gresik, Cipta Jasa Jember, dan masih ada puluhan camp lainnya. Saya mulai dari Sawunggaling Malang.
SAWUNGGALING MALANG
Salah satu sasana tinju paling legendaris di Jawa Timur sudah pasti Sawunggaling Boxing Camp Malang. Sasana ini dibesarkan oleh Setijadi Laksono, juara kelas berat PON VII/1969 Surabaya.
Entah mengapa Setijadi Laksono lebih suka memilih pro. Beliau sebagai pelatih, manajer, dan promotor.
Sawunggaling Boxing Camp Malang melahirkan Nur Hasjim, Didik Mulyadi, Wongso Suseno, Johny Mangi, Teddy Tengko, dan Wongso Indrajit.
Semua menyandang gelar juara Indonesia di kelas masing-masing, kecuali Teddy Tengko.
Setelah berhenti tinju, Teddy Tengko meneruskan karir militernya hingga Kolonel. Teddy terjun ke politik dan menjadi Bupati Kepulauan Aru. Teddy meninggal dunia selepas bermain tenis bersama Gayus Tambunan di penjara khusus koruptor, Sukamiskin, Bandung, Sabtu, 6 September 2014.
Johny Mangi beda lagi. Sepupu pelari wanita nasional Jublinga Mangi ini seharusnya pada Mei 1983 di GOR Pulosari Malang, bertarung 8 ronde kelas ringan melawan Ricardo Simanungkalit (Scorpio Jakarta). Tidak jadi karena Petrus (sebutan bagi penembak misterius) datang lebih cepat mengambil nyawa Johny Mangi. Ribuan orang berjalan kaki mengantar jenazah Johny Mangi sampai ke liang lahat.
Pada awal decade 80-an, Setijadi Laksono sudah memindahkan Sawunggaling ke Jalan Kalikepiting, Karangmenjangan, Surabaya, dan menghasilkan sejumlah petinju komersial seperti; Yani Hagler kidal buatan, Hengky Gun, Suwarno Perico, Boy Aruan, Junai Ramayana, Salamun Aramus Putra, Agus Ekajaya, Teng Hok Tengaraja, Supriyo, Ajib Albarado, Ringgo Jaguar, Ali Rohmad, Marthen Kasangke, Yusman Roy.
Yusman Roy sempat masuk peringkat “5 Besar” kelas ringan yunior kemudian mualaf dan terkenal sebagai Ustad salat dua bahasa. Meski tidak terbukti penistaan agama, Yusman Roy tetap menjalani vonis dua tahun perjara.
GAJAYANA MALANG
Gajayana Malang terletak di deretan pertokoan Kayutangan (Kajoetangan) dan satu atap dengan mess Persema Malang.
Gajayana sasana tinju milik Pemda. Promotornya, Goemono, karyawan Pemda Malang. Manajernya, Harsono Poespoasmoro menjabat sebagai kepala pasar.
Pernah melahirkan sejumklah petinju amatir terkenal seperti Sidiq Prabowo (tahun 2018 pensiun dengan pangkat AKBP), Marvin Harsen, Misiyanto yang kemudian masuk tinju pro dan menjadi Little Holmes.
Gajayana Malang ditangani setidaknya dua pelatih; Nanang (amatir) dan Abu Dhori (pro).
Sasana ini membina petinju pro seperti Kid Hasan (juara kelas bulu Indonesia), Agus Panjaitan (tidak sempat juara), Juhari (juara OPBF kelas ringan), Solikin (juara Indonesia kelas welter), Little Holmes (juara Indonesia kelas bulu yunior), Ryantoha (kelas bantam), dan yang paling mendunia sudah pasti Thomas Americo.
DHORY GYM MALANG
Sasana ini lahir untuk meneruskan Gajayana yang sudah bubar karena dana untuk tinju sudah dihentikan.
Dhory Gym beralamat di Bandulan, rumah tinggal pelatihnya, Abu Dhori. Lahir petinju seperti Ahmad Fandy, Pirus Boy, Ali Aswad, Yudas Mofu.
Yudas Mofu adalah petinju Irian Jaya, yang dibina di Dhori Gym Malang dan menjadi juara setelah mengalahkan raja kelas welter Indonesia, Piet Gommies dari Jakarta.
Petinju asuhan Abu Dhory ikut meramaikan bisnis tinju Sabuk Emas RCTI bersama promotor A Seng dan Gelar Tinju Profesional Indosiar bersama promotor Daniel Bahari.
TRISULA MALANG
Tempat latihan seadanya dan menumpang di pekarangan rumah di Jalan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Malang, menghasilkan Kid Samora sebagai juara Indonesia kelas bantam yunior yang menghentikan dominasi Yossy Amnifu dari Jakarta.
Trisula Boxing Camp Malang diurus oleh Fighting Chung Soenaryo, seorang mantan petinju pro era pasar malam. Manajernya Anthonius Moehartono, yang ketika itu berumur 22 tahun dan memegang rekor manajer tinju termuda.
Fighting Chung Soenaryo membina petinju Jacky Nyoo, Julius Zapata, Alfonso, dan yang lain.
JAVANOA MALANG
Eddy Roempoko mendirikan Javanoea Boxing Camp Malang di samping rumahnya di Jalan Anjasmoro, Malang. Ada pelatih Wongso Suseno dan Movid. Petinjunya antara lain Abdi Pohan, Nurhuda, Monod, Suroso, Gofur, M Basir.
Nurhuda adalah petinju amatir dari Alamanda Malang dan Monod pindahan dari Arema Malang. Javanoe salah satu camp paling bergengsi.
CIPTA JASA JEMBER
Inilah sasana tinju pertama di Jember. Cipta Jasa Boxing Camp menangani petinju Rudy Haryanto, Dody Tabalubun, Acan Tabalubun, Paulinus Amkey. Moc. Cotif.
Satu-satunya yang juara adalah Rudy Haryanto, yang kemudian meneruskan karirnya ke Gumitir Boxing Camp Jember. Rudy berhasil menyamai rekor Triple Champion Indonesia yang bertahan selama lebih 20 tahun dipegang Fredy Ramschie.
RAUNG JEMBER
Pelatih Djunaedi membina banyak pemuda Jember tetapi Sambung satu-satunya anak emas.
Sambung sudah bertanding di semua kota yang pernah menyelenggarakan pertandingan tinju pro di Jawa Timur. Ia juga pernah dikontrak promotor Boy Bolang untuk bertarung non gelar 10 ronde dan mengalahkan juara Filipina, Jun Tito di Istora Senayan.
BLAMBANGAN BANYUWANGI
Salah satu petinju top dari Blambangan Banyuwangi Boxing Camp adalah Pelni Rompies, disusul Edward Apay, dan Ryan Paddy.
Setelah juara Indonesia kelas bantam, Edward langsung kembali ke Malang dan meninggal dunia di sana.
Blambangan Boxing Camp Banyuwangi didirikan oleh seorang tentara bernama Felix Kilim Sidabalok, yang pensiun dengan pangkat Kolonel CHB. Tiga tahun silam Sidabalok dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Bandung, dengan Inspektur Upacara keponakannya sendiri, Marsekal pertama Janter Manik.
AKAS PROBOLINGGO
Akas Boxing Camp Probolinggo didanai oleh perusahaan bus Akas yang terkenal itu. Akas tidak hanya membina tinju pro tetapi punya kontribusi besar untuk Pertina Jawa Timur.
Akas mengorbitkan M Rachman sampai juara dunia IBF. Bugiarso juara PABA. Faisol Akbar juara IBF Intercontinental.
PIRIH SURABAYA
Terletak di Jalan Nginden Kota II, Surabaya, Pirih didirikan oleh Eddy Pirih dengan pelatih Suparlan, Sofyan, dan diteruskan orang Filipina, Mario Lumacad.
Pirih Boxing Camp Surabaya berhasil mengorbitkan antara lain: Albert Bapaimo, Ambri Sanusi, Yani Malhendo, Mudafar Dano, Ricky Matulessy, Marianus Penmaley, Andrian Kaspari, John Kapisa, Udin Baharuddin, Robby Rahangmetan.
Semua petinju asuhan Pirih juara. Bahkan southpaw Yani Malhendo berhasil merebut gelar juara IBF Intercontinental dan Marinus merebut gelar OPBF.
TAMAN TIRTA SURABAYA
Salah satu sasana tinju pro tertua dan paling banyak menghasilkan petinju terkenal adalah Taman Tirta Boxing Camp Surabaya. Sasana ini hidup dari usaha kolam renang dan tempat hiburan Diskotek Welet, diskotek pertama berdiri di Jawa Timur.
Petinju topnya sebut saja Emiel Mailissa, Kadur Singh, Tara Singh, Slamet Mukmin, Jimmy Sinantan, Luluk Uswahir, Tubi Lee, Pulo Sugar Ray, Marthen Kasangke, Darso Sugriwo, Jack Papaety.
RAJAWALI SURABAYA
Rajawali Boxing Camp Surabaya hidup dari radio dan advertising. Punya petinju cukup potensial seperti Gani Tala (juara Indonesia kelas ringan yunior), M Jon, Jon Lee, Daud Sanusi, Nyong Manopo, John Arif (juara WBC International), termasuk Little Pono dari Arema Malang.
KEBOMAS GRESIK
Kebomas Boxing Camp Gresik sempat ramai karena merekrut sejumlah petinju jadi dari Malang dan Surabaya.
Salah satu adalah Bisenti Santoso, yang akhirnya tumbang hanya dalam 90 detik dalam kejuaraan OPBF kelas ringan di Gresik.
GARUDA AIRLANGGA SURABAYA
Terkesan ikut-ikutan ketika tinju pro naik naik daun, Garuda Airlangga Boxing Camp Surabaya ditangani manajer Harry Sasmita dan pelatih Abidin dan Suryadi, dua nama terkenal di amatir.
Garuda Airlangga Boxing Camp Surabaya mendorong Julis Leojan sebagai petinju pertama menjadi juara Indonesia kelas terbang mini, kelas yang lahir pada tahun 1985. Leojan mengalahkan Bristol Simangunsong.
Bristol adalah petinju yang pernah memukul KO seorang copet di atas bus kota Metropolitan Jakarta.
Finon Manullang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.