Rondeaktual.com – Ingat Sambung? Legenda tinju asal Raung Boxing Camp Jember ini pada tahun 80-an dikontrak promotor Boy Bolang untuk pertandingan internasional di Istora Senayan Jakarta. Boy membayar Sambung Rp 1 juta dari biasa hanya dibayar Rp 350 ribu.
Di Jakarta, Sambung mengalahkan seorang juara Filipina bernama Jun Tito. Disaksikan para pejabat tinju kemudian menjuluki Sambung sebagai petinju dagelan.
Sambung suka bergurau saat bertanding. Suka membuat gerak lucu. Gaya menghindarnya cepat. Sambung memiliki teknik weaving sangat bagus. Tubuhnya elastis. Penonton tertawa dan terkagum-kagum ketika melihat straight Sambung yang dulu sangat hebat mendarat telak di muka lawan.
Itu masa lalu Sambung yang luar biasa di atas ring, yang bertanding dari kelas bantam sampai kelas ringan.
Sambung sekarang sudah 53 tahun. Ia lahir di Jember, 6 Juli 1966. “Aku wis tuwo,” katanya.
Selain mengaku sudah tua, Sambung mengaku sekarang tidak punya pekerjaan. Pengangguran. Terakhir ikut Agus Wijaya, mantan bosnya di masa tinju dulu. “Beliau punya toko orderdil mobil. Aku di sana. Kerja urus barang dan jaga toko.” Namun sejak Covid-19 Sambung tidak bekerja. Ia pernah bekerja sebagai penjaga tambak udang agar tidak kena jarah di malam hari.
Untuk bisa hidup, Sambung mengharap dukungan dari beberapa toke yang dikenalnya di Jember.
“Aku suka diajak. Ngawal gitulah. Kadang nagih utang juga.”
“Saya pernah lima kali ditahan. Berkelahi di jalanan. Pukul orang jatuh lalu ditahan. Sekarang sudah tua. Kapok. Tidak mau urusan lagi.” Sambung di masa mudanya suka berkelahi dan dibawa ke kantor polisi. Tahun lalu Sambung hampir saja memecahkan rekornya sendiri dari pernah lima kali ditahan menjadi enam kali.
“Waktu itu saya naik motor, mau nglatih. Pas mau nikung ke kanan, tiba-tiba disambar dari belakang. Saya kaget. Saya berhenti dan buka helem. Dia tidak buka helem dan langsung menyerang saya. Tak weaving (dulu Sambung memang terkenal dengan ilmu weaving-nya). Dia mukul luput. Aku straight langsung tidur di aspal.”
Situasi gaduh. Orang tadi bangun dan teman-temannya sudah berdatangan. Dia menyerang lagi. Sambung, sekali lagi, mengirim straight dan upper cut. Orang itu berdarah.
Polisi datang. Sambung di bawa ke kantor polisi dan berdamai. Selesai.
BISNIS BATU AKIK
Sambung sempat terlibat bisnis batu akik. “Itu lima tahun yang lalu, makanya saya sering pakai cincin besar-besar. Ke mana-mana pakai cincin gede-gede. Orang tuduh saya pegang jimat. Padahal bukan. Ini murni batu akik. Saya beli empat puluh ribu misalnya, saya jual seratus ribu. Untung saya. Itu hidup saya. Tapi sekarang era batu sudah tutup. Sudah tidak ada yang beli batu saya. No good, no good, no Good!”
Sambung sempat terbiasa dengan kata-katanya ”no good, no good, no good! Setiap memotong kalimat lawan bicaranya atau jika dia setengah menyesal, selalu bilang “no good, no good, no good!”
Sambung, sebagai mantan petinju top kota Jember, tentu sangat terkenal. Temannya banyak, termasuk sejumlah polisi yang datang melihatnya saat dibawa ke kantor polisi.
Mengapa Sambung sampai lima kali ditahan polisi? “Karena berkelahi.”
Sambung menambahkan, banyak anak-anak muda yang merasa diri sudah jago setelah mendalami beladiri. Anak-anak muda itu mencoba menguji Sambung. Tetapi bukan Sambung saja yang sering ditantang, mantan petinju lainnya juga sering mendapat perlakuan yang sama. Akhirnya banyak yang KO di atas aspal.
“Mereka pikir saya takut. Tapi sekarang sudah tidak mau lagi. Itu masa lalu. Kalau ada yang nantangin, saya pura-pura tidak dengar. Padahal dongkolnya bukan main.” (finon manullang)