Rondeaktual.com – H. Maralli, 59 tahun, awalnya adalah seorang wasit Daerah. Kemudian naik menjadi wasit Nasional. Kemudian naik lagi menjadi Bintang 1 AIBA (*AIBA).
Setelah itu setop. Sudah hampir 17 tahun tidak naik ”pangkat”. Maralli mengambil sertifikat AIBA melalui ujian di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 17 tahun yang silam.
Seharusnya sudah naik pangkat menjadi **AIBA. Tetapi, entah mengapa, tidak diterusnnya.
Berikut daftar wasit/hakim Pertina yang menyandang Bintang AIBA.
BINTANG 1 AIBA:
H. Maralli (Jawa Timur), Agung Samsul Hadi (Jawa Timur), Mulyadi (Aceh), Asriel Gootje Lubis (Sumatera Utara), Johnny Sitepu (Sumatera Utara), Yuni Lubis (Sumatera Utara), Fazri Ale (Sumatera Barat), Arwan Tanamal (Riau), Novi Pohan (Kepulauan Riau), Abdul Gani Siregar (Lampung), Nisaul Muminah (Bengkulu), Warta Ginting (Banten), Elzan (Banten), Siti Hamidah (Jawa Barat), Ai Juleha (Jawa Barat), Elisabeth Haning (Nusa Tenggara Timur), Nyoman Sampoen (Bali), Anisa Farida (Kalimantan Selatan), Sukmawati (Sulawesi Selatan), Hamsyah Faizal (Sulawesi Selatan), Serdison Pangandaheng (Sulawesi Utara), Nandi Naser (Maluku Utara), Max Apono (Maluku), Alfred Kayoi (Papua).
BINTANG 2 AIBA:
Zulfi (Sumatera Barat), Timotius Constantia (Jambi), Christovel Sinaga (Banten), Doni Rahardian (Jawa Barat), Sunarko (Jawa Timur), Royke Waney (Sulawesi Utara).
BINTANG 3 AIBA:
Hermanto Ginting (Kalimantan Selatan), Boy Pohan (DKI Jakarta).
H. Maralli lahir di Surabaya, Jawa Timur, 12 September 1960. Fisiknya masih kuat. Mungkin lantaran bawaannya suka bergurau namun serius, membuat dia dan lawan bicaranya sering tertawa panjang. Saking girangnya.
Menurut Maralli, awet muda tidak hanya karena suka bergurau.Tetapi harus pandai menjauhkan diri dari segala stres dan rajin olahraga.
“Saya rugi kalau sampai stres,” katanya. “Hidup cuma sekali, ngapain susah. Nyantai saja dan olahraga. Saya hampir setiap hari olahraga. Mengelilingi lapangan itu wajib bagi saya.”
Maralli selalu tampil sehat semangat. Terlihat lebih muda dari usia sekarang. “Tidur malam yang cukup, itu salah satu resep terbaik,” ujarnya. “Rajin olahraga pagi akan menolong kita hidup sehat dan awet muda.”
Di tengah pandemic coronavirus tetap olahraga biar tetap bugar. Namun, menjaga jarak tetap diperhatikan. “Kalau ke mana-mana maskeran,” ujarnya.
Karir wasit tinju amatir sudah dimulainya sejak tahun 1984, memimpin pertandingan Sodiq Pamungkas, Andrian Kaspari, Faisol Akbar. “Saya lupa siapa nama lawan mereka, tapi nama itu yang saya pimpin di awal penampilan saya sebagai wasit.”
Terjun sebagai wasit untuk menyalurkan hobi. “Karena besiknya memang sebagai mantan petinju. Dari bertinju jadi wasit. Tetap di situ-situ juga,” Maralli menjelaskan.
Karir tinju amatirnya hanya sebentar. Maralli kemudian memilih profesi sebagai pelatih di sasana Bhayangkara Surabaya. Karir pelatihnya berhenti karena terjun sebagai wasit.
Harus diakui, Maralli memilik bakat spesial sebagai wasit, daripada sebagai petinju atau sebagai pelatih.
Sebagai wasit, Maralli sudah menjalankan tugas ke berbagai provinsi. Berbagai turnamen. Berbagai Kejuaraan Nasional, Sarung Tinju Emas, dan puncaknya adalah Pekan Olahraga Nasional. Karir seorang wasit dianggap masih kurang sebelum menjadi wasit PON.
Dalam catatan perjalanan karinya, Maralli sudah lima kali berturut-turut wasit tinju PON dan ingin membuat rekor enam kali berturut-turut.
5 KALI WASIT PON
1. PON XV/2000 Jawa Timur, pertandingan tinju di Surabaya.
2. PON XVI/2004 Sumatera Selatan, pertandingan tinju di Palembang.
3. PON XVII/2008 Kalimantan Timur, pertandingan tinju di Tenggarong.
4. PON XVIII/2012 Riau, pertandingan tinju di Pangkalan Kerinci.
5. PON XIX/2016 Jawa Barat, pertandingan tinju di Pelabuhanratu..
PON mendatang, PON XX dijadwalkan Oktober 2021 di Papua. Jawa Timur, kata Maralli, meloloskan tiga petinju terbaiknya.
PETINJU JAWA TIMUR PON XX/2021 PAPUA
1. Daniel Mofu, kelas welter ringan 64 kilogram.
2. Mendy Yikwa, kelas welter 69 kilogram.
3. Kristianus Nong Sedo, kelas berat ringan 81 kilogram.
PROVINSI GAGAL PON CABOR TINJU
1. Aceh.
2. Sumatera Selatan.
3. DI Yogyakarta.
4. Sulawesi Tengah.
5. Sulawesi Tenggara.
6. Sulawesi Barat.
Di atas ring, kata Maralli, seorang wasit harus berani tegas dan netral. “Jangan ada keberpihakan. Ini merupakan salah satu kunci yang harus kita pegang.”
Bagi Maralli, ia merasa terhormat jika pertandingan yang dipimpinnya berjalan lancar. “Ribut karena kelalaian wasit, itu akan menjadi beban. Bisa membuat tidur jadi bermasalah,” kata Maralli, PNS Polri, yang sudah purna 1 Oktober 2018. (rondeaktual.com / finon manullang)