Rondeaktual.com – Mantan petinju nasional Ucok Tanamal, 61 tahun, tetap setia untuk tinju. “Biar sudah pensiun tetap menjalankan panggilan sebagai pelatih tinju di sasana Rajawali Medan,” kata Ucok Tanamal, yang menetap di Setiabudi Pasar Dua Pertambangan, Jalan Akik Nomor 11, Medan.
Ucok Tanamal senang sebagai pelatih dan senang dengan kumisnya yang lebat dan ditambah jenggotnya. Membuat penampilan menjadi lebuh muda. Keren habis.
“Tidak boleh dipotong,” katanya di Medan saat dihubungi dari Jakarta, tadi malam (Minggu, 2/8/2020). “Ini (kumis dan jenggot) sengaja aku piara. Rasanya senang dipegang-pegang cucu,” katanya.
Ucok Tanamal berdarah Maluku, lahir di Kota Medan, Sumatera Utara, 21 Desember 1958. Pada 2017 pensiun sebagai PNS Dispenda Provinsi Sumatera Utara. ”Aku lahir di Medan dengan nama Ucok Tanamal. Sempat ke Aceh, tapi balik lagi ke Medan.”
Ucok sudah 21 tahun bekerja sebagai pelatih di Sasana Rajawali Medan. “Satu petinju kami, Daniel Pasaribu (kelas berat ringan 81 kilogram), lolos PON Papua,” Ucok menjelaskan. Saat ini juga melatih Joshua Manullang, yang akan bertanding membawa Papua dalam PON XX/2021. Joshua pulang sementara sejak COVID-19.
Selama karir tinju amatirnya, Ucok Tanamal pernah juara kelas terbang ringan 48 kilogram Sarung Tinju Emas (STE) V/1980 Medan dan terpilih petinju terbaik.
“Saya lima kali main dan lima kali menang , makanya terpilih sebagai petinju terbaik,” kata Ucok Tanamal. ”Di hari pertama mengalahkan Usman. Kemudian mengalahkan Hugo Gosseling, yang sekarang pelatih DKI. Terus menang lagi melawan Frans Batuwael dan menang lagi melawan Alex dari Jawa Timur. Di final mengalahkan Ucok Pasaribu dari Medan.”
UCOK TANAMAL DI STE V/1980 MEDAN
1. Final: Mengalahkan Ucok Pasaribu (Medan).
2. Semifinal: Mengalahkan Alex (Jawa Timur).
3. Perempat final: Mengalahkan Frans Batuwael (Jawa Barat).
4. Babak penyisihan: Mengalahkan Hugo Gosseling (DKI Jakarta).
5. Babak penyisihan: Mengalahkan Usman.
Petinju yang menjadi lawan berat dalam negeri adalah Herry Maitimu (petinju Maluku yang pindah ke Jambi). “Tiga kali aku kalah sama Herry, tapi itu ditolong oleh juri. Di luar negeri aku tidak pernah kalah. Selalu pulang membawa medali emas.”
Ucok juga menjuarai sejumlah kejuaraan terbuka di Jakarta, Bandung, Medan, dan di berbagai kota.
PRESTASI INTERNASIONAL UCOK TANAMAL:
1980: Medali emas kelas 48 ASEAN V/Surabaya.
1980: Medali emas Piala Mei Hua, Taipeh.
1982: Medali perak ASEAN VI/Muangthai.
Sekarang Sasana Rajawali hanya membina petinju amatir, setelah tinju pro Tanah Air gulung tikar. Dari Rajawali Medan sempat lahir sejumlah petinju professional dan menjadi juara Indonesia seperti Yassir Siagian dan Ibrahim Aroby. (rondeaktual/com / finon)