Rondeaktual.com – Pelatih tinju paling senior yang ada di Jawa Barat, Ronny Sigarlaki tidak merasa keberatan jika dirinya mendampingi pelatih Hermensen Ballo menangani petinju pelatnas.
Pekan lalu di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Hermensen Ballo menyampaikan keinginannya untuk mendapat paling tidak satu pelatih tambahan. Hermensen tercatat satu-satunya pelatih yang menangani petinju pelatnas. Pelatih asal Kuba, Barbaro sudah kembali ke negaranya. Sampai sekarang belum ada jadwal pemanggilan Barbaro untuk menangani petinju pelatnas.
“Saya perlu satu pelatih tambahan di pelatnas,” kata Hermensen Ballo. Dia menyebut nama Ronny Sigarlaki adalah pelatih paling pas masuk pelatnas. Hermensen membutuhkan kecocokkan dan itu ada pada Ronny Sigarlaki.
Pelatnas dipusatkan di HS Boxing Camp Ciseeng, yang pekan lalu sudah diresmikan pemakaiannya, yang dihadiri sejumlah tokoh olahraga seperti; Raja Sapta Oktohari, Krisna Bayu, Ellyas Pical, Nico Thomas, Frans VB.
Pelatih Hermensen tidak ada di sana. Dia masih di Kota Kupang menunggu surat izin cuti dari Gubernur Viktor Laiskodat. Petinju pelatnas yang terlihat di HS Boxing adalah: Aldoms Sugoro (DKI Jakarta), Jill Mandagie (DKI Jakarta), Lucky Hari (Nusa Tenggara Timur), Farrand Papendang (Sulawesi Utara).
Bila keinginan Hermensen Ballo untuk mendatangkan Ronny Sigarlaki ke HS Boxing Camp Ciseeng, harus resmi. Tidak boleh memanggil pelatih melalui WhatsApp.
“Seandainya PP (Pengurus Pusat) Pertina mengeluarkan SK (Surat Keputusan) pemanggilan untuk pelatnas, tidak ada masalah. Sebab saya lebih mementingkan kepentingan nasional,” kata Ronny Sigarlaki, saat dihubungi melalui ponselnya.
Sekarang posisi Ronny Sigarlaki adalah pelatih tim PON Jawa Barat, yang dipusatkan di Bandung. Dia tidak sendiri. Masih ada pelatih asal Korea Selatan, pelatih Juan Saparipan dan Dadan Amanda yang baru bergabung.
Ronny Sigarlaki terdaftar sebagai pelatih ***AIBA. Bintang tiga adalah yang tertinggi, yang bisa mendampingi petinju ke pertandingan olimpiade. “Alhamdulillah, kalau saya dipanggil dan bisa kerja sama dengan Ballo itu sangat bagus,” kata Ronny.
Ronny pernah menangani tim pelatnas. “Waktu itu saya bersama Frans VB mempersiapkan Ballo di 48 kilogram (kelas terbang ringan) dan La Paene Masara di 51 kilogram (kelas terbang). Ballo dan La Paene lolos Olimpiade Sydney 2000 melalui Pra Olympic di Bangkok. Saya tidak berangkat ke olimpiade karena jatah pelatih hanya satu, yang lebih seniorlah diputuskan berangkat untuk mendampingi petinju,” ujar Ronny Sigarlaki, mantan peraih medali emas kelas ringan Golden Glove Indonesia. (rondeaktual.com / finon)