Rondeaktual.com
Sejak dua tahun yang lalu Verrel Dylastra, 23 tahun, sudah diplot untuk menjadi promotor. Agak tertunda kerena pandemic COVID-19.
Pada awal pandemic, pertandingan tinju tenggelam secara total. Di Seluruh dunia tidak ada tinju. Top Rank bersama promotor Bob Arum di Las Vegas dan Matchroom Boxing bersama promotor Eddie Hearn di Inggris sempat berhenti dan harus menyelenggarakan pertandingan tanpa penonton. Sekarang perlahan-lahan pertandingan tinju sudah dibuka. Tiket masuk terjual habis. Laris manis.
Di Indonesia, tinju pro mulai bangkit pada 27 Maret 2021, melalui pertandingan eliminasi di sebuah tanah kosong di Jalan Gunung Sahari, Jakarta, bersama promotor Hodlif Hun.
Pada hari Jumat, 3 Desember 2021, di Studio 8 TVRI, Senayan, Jakarta, promotor Verrel Dylastra menampilkan partai kejuaraan Indonesia sabuk FTPI kelas ringan antara Gusti Elnino (Victory Target Jakarta) melawan Rivo Rengkung (El Matador Salatiga).
Pertandingan Back to Glory di TVRI tanpa penonton. Sementara, promotor Verrel Dylastra tidak hadir karena kesulitan dengan masalah pembatasan perjalanan.
“Saya tidak bisa melakukan perjalanan ke Indonesia. Begitu banyak masalah yang berhubungan dengan pembatasan perjalanan baru. Di sini gym tutup. Saya tetap di sini. I still in US,” kata Verrel Dylastra ketika dihubungi melalui ponselnya. “Saya ingin mengembalikan kejayaan tinju Indonesia. Itu intinya.” Berikut petikan wawancara Verrel Dylastra.
Anda seorang petinju amatir. Mengapa Anda memilih tinju sebagai olahraga favorit?
Saya suka tinju. Saya berlatih tinju. Saya kuliah di Amerika dan (pada tahun 2018) saya datang ke Indonesia untuk menjadi petinju. Saya bercita-cita ingin bertanding sampai ke olimpiade. Tapi itu tidak mudah. Saya sudah mengikuti pertandingan resmi (Kejurnas Elite Men`s Bandarlampung 2018) dan kalah. Itu masa lalu.
Anda bertanding di Magelang (Sabtu, 11 Agustus 2018) dan menang KO. Bagaimana rasanya?
Saya tidak tahu, tiba-tiba jatuh kena pukul. Itu sebuah knockdown yang sangat mengejutkan permainan tinju saya. Rasanya kaget sekali. Saya bangkit dan meneruskan pertandingan. Lawan saya (petinju amatir dari Pertina Kabupaten Banyumas) bagus tapi akhirnya saya menang knockout.
Dari petinju amatir kemudian terjun sebagai promotor. Anda menggelar pertandingan Back to Glory di TVRI, Jakarta. Itu hebat.
Saya ingin mengembalikan kejayaan tinju Indonesia. Back to glory. Itu yang pertama. Di tengah pandemic ini, saya ingin melakukan sesuatu yang berguna untuk kemajuan tinju pro Indonesia. Dengan komitmen yang kuat untuk membawa kembali tinju Indonesia seperti masa lalu. Dengan dukungan dan kolaborasi TVRI, saya sangat berniat untuk melakukan ini secara teratur, tergantung pada tinjauan acara pertama ini. Back to Glory di TVRI, hari Jumat, saya tidak bisa datang dan saya selalu berharap itu menjadi sukses.
Anda tidak bisa datang melihat pertandingan perdana, yang Anda promotori sendiri.
The show must go on saja. Semua harus bisa berjalan sebagaimana mestinya. Pertandingan itu tetap jalan. Tim di Jakarta terus bekerja (Verrel menyebut beberapa nama yang masuk dalam timnya).
Anda serius sekali untuk memajukan tinju pro Indonesia.
Sebagai seorang petinju, saya memiliki banyak gairah di industri ini. Saya serius. Saya mempunyai koneksi yang sudah saya bangun di Amerika dan pengetahuan saya tentang industri ini, saya ingin menganggap ini sesuatu yang serius dan bisa membawa nama Indonesia ke dunia luar. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam olahraga ini dengan banyak petarung yang kuat. Dan dengan dukungan dari Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI), saya berkomitmen untuk melakukan yang terbaik sebagai promotor.
Di sini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua orang. Saya mengapresiasi dukungan dari instansi pemerintah, dari Menteri Olahraga, Polda Metro Jaya, Mabes Polri, Satgas COVID BNPB, organisasi tinju FTPI, dan kepada tim yang telah bekerja sangat keras untuk mewujudkan semua ini. Ini cita-cita besar untuk membawa kembali tinju Indonesia ke masa jaya melalui pertandingan di TVRI. Mengembalikan kembali kemulian tinju di masa lalu.
Tetapi, sayang sekali saya tidak dapat berada secara langsung saat ini. Saya telah menunjuk Bung Martinez (dos Santos) untuk mewakili saya, untuk V Boxing Promotion, karena Bung Martinez adalah penasihat saya. Bung Martinez memiliki pengalaman bertahun-tahun di industri ini dan sangat mengenal tinju Indonesia.
Indonesia pernah memiliki juara dunia. Sebut saja Ellyas Pical. Bagaimana pendapat Anda tentang beliau?
Saya pikir Ellyas Pical a great champion. Dia adalah juara yang hebat dan seorang petinju Indonesia pertama yang menjadi juara dunia. Saya percaya, warisannya telah menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Banyak orang mencari tempat latihan untuk bisa menjadi petinju.
Saya juga suka dengan Chris John, Daud Yordan, dan juara dunia lainnya dari Indonesia.
Anda selalu mengikuti perkembangan tinju. Bagaimana pendapat Anda tentang tinju Indonesia?
Right now. Sekarang, saya melihat banyak bakat tinju di Indonesia. Banyak yang punya prestasi. The fighters all strong. Saya melihat para petinju semua kuat dan lapar. Lapar untuk pergi bertanding dan saya tahu bahwa mereka akan bisa melakukannya dengan baik di panggung dunia. Saya pikir itu bagus.
Itu adalah tujuanku dan ibuku (Ketua Umum FTPI Pusat, Milasari Anggraini) untuk membawa petinju Indonesia menjadi terlihat di dunia tinju.
Pertanyaan terakhir. Anda tinggal di mana sekarang?
Sekarang saya tinggal di New York City. Saya baru-baru ini pindah ke sini pada bulan Mei karena saya memiliki beberapa pekerjaan dan bisnis untuk hadir di sini sekarang.