Rondeaktual.com
Tidak terasa, hampir satu bulan telah berlalu, pertandingan tinju WBC International light flyweight antara Tibo Monabesa (Indonesia) dengan Jayson Vayson (Filipina). Pertandingan berlangsung di Holywings Gatot Subroto, Jakarta, Minggu malam, 27 Februari 2022.
Tibo Monabesa, 31 tahun, menang angka 10 ronde melalui majority decision dan sukses pertama mempertahankan gelar juara WBC International. Rekor Tibo menjadi menang-kalah-draw 21-1-2.
Kemenangan Tibo Monabesa menimbulkan kontroversi yang panjang. Berbagai komentar bermunculan. “Saya membaca dan mengikuti semua komentar orang-orang melalui media sosial,” kata Tibo Monabesa di tempat latihannya di Jalan Daan Mogot KM 23, Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Senin sore, 21 Maret 2022. Berikut petikan wawancara Tibo Monabesa atau Tiburtius Monabesa, kelahiran Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur, 10 Juni 1990.
Bagaimana keadaan Anda, Tibo Monabesa, sekarang?
Saya baik-baik saja. Saya sudah latihan dan itu sudah saya lakukan satu minggu setelah kejadian (pertandingan melawan Jayson Vayson, Minggu, 27 Maret), meski dengan satu tangan. Saya pergunakan kaki kiri di depan untuk latihan. Jogging tidak pernah lewat. Saya tidak sendiri. Di sini ada petinju lain. Ada Paisal (Panjaitan, kelas ringan). Ada Defry (Palulu, kelas bulu super).
Banyak yang tidak tahu (ketika bertanding melawan Jayson Vayson) saya cidera tangan. Ibu jari kanan saya sampai keluar dari sambungannya. Itu terjadi pada ronde ketiga atau ronde keempat. Namun, saya tetap jaga supaya lawan jangan sampai tahu. Kalau dia tahu, saya bisa digempur habis-habisan. Ini bukan cidera biasa. Itu pun masih bisa saya selesaikan sampai sepuluh ronde. Saya tetap tenang. Bisa mengontrol emosi. Bisa melakukan serangan balik. Beberapa counter saya banyak yang masuk, seharusnya itu juga dihitung. Jangan hanya melihat tangan lawan masuk, itu pun banyak yang saya blok. Banyak yang kena tangan.
Sehari setelah pertandingan, muncul berbagai komentar. Tibo dianggap tidak pantas untuk memenangkan pertandingan. Ada yang bicara, gelar Tibo harus dicopot. Bagaimana Anda menghadapi situasi seperti itu?
Semua komentar di berbagai media sosial saya dengar dan saya ikuti juga di IG dan Tik Tok. Mereka tidak suka dengan kemenangan saya. Ada yang bilang, sebagai orang Indonesia dia malu melihat kemenangan saya. Ada lagi yang bilang hapus kemenangan Tibo Monabesa dan cabut gelarnya.
Komentar semacam itu sangat memukul mental juga. Tapi terserah. Biarkan saja. Saya tetap pada prinsip untuk menjadi lebih baik ke depan. Saya fokus ke karir. Saya tidak mau tanggapi dan bagi saya ini juga bagus. Bisa koreksi diri. Bisa evaluasi. Bisa lebih baik lagi. Saya tidak marah. Siapa saja, silakan komentar. Itu hak mereka.
Saya juga tahu diri. Siapalah saya ini. Seorang (Manny) Pacquiao yang begitu melegenda masih saja menimbulkan kontroversi. Ada yang menolak Pacquiao.
Floyd (Mayweather) yang dianggap paling hebat di dunia tetap saja diprotes. Floyd dicibir. Dianggap cuma lari-lari saja tapi kok bisa mengalahkan Pacquiao. Berarti Floyd tidak disukai orang. Itu sangat jelas. Pacquiao lebih disukai sehingga dianggap lebih pantas untuk memenangkan pertandingan. Padahal, Floyd yang lari-lari itu justru paling banyak memasukkan pukulan. Mungkin orang hanya melihat Floyd lari-lari tapi tidak melihat bagaimana pukulan Floyd masuk dan itu poin.
Ketika Pacquiao bertanding agresif di Australia (melawan Jeff Horn untuk gelar dunia WBO kelas welter), dia tidak pernah protes atas kekalahannya.
Banyak contoh lain dan sering dialami oleh petinju Indonesia. Ketika Waldo Sabu (dari Prayogo Kabupaten Bogor) datang ke Jepang, kemudian orang Jepang tahu kalau Waldo kidal, orang Jepang suruh Waldo main kanan. Segitu tinggi tekanan yang diterima Waldo.
Teman-teman lain yang bertanding di luar negeri, banyak pertandingannya tiba-tiba dihentikan wasit untuk kemenangan petinju tuan rumah. Mengapa tidak diprotes? Mengapa diam saja?
Ketika Anda mengalahkan Jayson Vayson, apakah ada protes untuk tanding ulang?
Tidak ada, setahu saya. Kalau mereka protes dan minta rematch ini malah bagus bagi saya. Berarti ada kontrak baru. Ada bayaran baru. Uang masuk bagi saya.
Ayo ….. (tertawa), siapa yang mau mengadakan tanding ulang, saya terima. Kapan saja dan di mana saja asal bayaran cocok pasti terjadi. Mau di Filipina, gampang. Saya tinggal datang. Tapi sampai sekarang, setahu saya, tidak ada pembicaraan tentang tanding ulang.
Saya mau sampaikan di sini, silakan kalau mau berkomentar asal memikirkan masa depan. Ayo, mari kita sama-sama membangun tinju pro Tanah Air. Tunjukkan bakat tinju yang ada di seluruh Tanah Air, ayo bangkit dan berlatih untuk mengejar prestasi. Katanya saya dua kali jatuh kena pukulan lawan. Terus waktu saya pukul lawan jatuh dan dihitung oleh wasit, apakah itu tidak angka bagi saya?
Memang betul saya dua kali jatuh (ronde ke-2 dan ronde ke-9) dan mendapat hitungan. Tapi saya juga sekali memukul lawan (pada ronde ke-8) dan dihitung wasit. Jangan begitulah. (Rondeaktual.com edisi Minggu, 27 Februari 2022, melaporkan hasil pertandingan secara lengkap, termasuk Tibo dua kali knockdown dan Vayson sekali knockdown).
Saya pesan saja, kalau mau, mari kita bersama-sama membangun tinju. Jangan asal berkomentar. Saya tidak ada rasa marah. Semua saya hadapi, karena saya pikir banyak juga komentar yang tujuannya membangun diri saya untuk lebih baik ke depan. Tidak semua komentar di media sosial itu jelek. Ada juga yang bagus dan saya senang mengikutinya. Terima kasih untuk pendapatnya.
Sekarang sudah mulai reda. Silakan kalau mau komentar tapi mari kita berkarya untuk nusa dan bangsa.
Pekan lalu ada tawaran baru untuk pertandingan Eliminator WBC light flyweight antara Tibo Monabesa dengan mantan juara dunia asal Meksiko, Elwin Soto. Pemenangnya akan menjadi penantang wajib bagi juara baru sekarang, Kenshiro Teraji dari Jepang. Barangkali Anda sudah mendengarnya?
Sudah, tapi coba bicara dengan manajer saya (Armin Tan). Kalau saya senang saja. Ini kesempatan yang ditunggu-tunggu. Kapan lagi mendapat kesempatan seperti itu. Semua atlet pasti senang dan itu tujuan kita.
Bagaimana dengan bonus dan bayaran ketika melawan Jayson Voyson?
Tidak ada masalah. Sudah saya terima langsung diserahkan Bapak Hotman (Paris Hutapea) di atas ring. Itu bonus (Rp 100 juta), kalau bayaran dari promotor. Semua lancar dan terima kasih (tertawa).
Setelah pertandingan, sudah bertemu dengan promotor Armin Tan dan Hotman Paris Hutapea?
Sudah. Promotor saya, Bapak Armin Tan, bilang istirahat satu minggu baru mulai latihan. Sudah saya jalankan. Mengenai cidera tangan saya, masih dalam pemulihan. Saya harus tetap latihan untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Tinju tetap jalan.
Pekan lalu saya baru bertemu dengan Bapak Hotman Paris Hutapea. Beliau sangat support karir saya. Mendukung saya dan terima kasih.
Setelah pertandingan 27 Februari lalu, adakah rencana baru?
Maksudnya?
Barangkali rencana pernikahan atau yang lain.
(Tertawa, agak panjang). Jangan dulu. Begitu pula dengan rencana pulang ke kampung halaman (Nusa Tenggara Timur), jangan dulu. Saya tetap bersyukur kepada Tuhan atas perjalanan karir tinju saya. Masih ada rencana pertandingan di depan. Harus profesional.
Finon Manullang
Menulis dari Desa Tridaya, Jawa Barat.
[youtube-feed]