Rondeaktual.com, Jakarta – Tidak banyak yang tahu bahwa Martin Daniel adalah promotor tinju wanita internasional pertama Indonesia dan satu-satunya. Martin memulainya tahun lalu di Jakarta, mengontrak dan menandingkan Felmi Sumahe. Martin tiga kali mempromotori pertandingan Felmi dan berhasil mengantarnya sampai juara WBA Asia. Itu sebuah prestasi. Berikut petikan wawancara Martin Daniel di ruang rapat lantai 2 Navaz Boxing Camp Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Sejak kapan berpikir tentang penyelenggaraan pertandingan tinju wanita internasional di Indonesia.
Saya ini suka tinju. Itu yang pertama. Saya melihat pertandingan tinju wanita sudah berkembang di banyak negara. Meksiko, Puerto Rico, Jepang, Thailand, Amerika, telah menyelenggarakan pertandingan tinju wanita secara terus-menerus.
Dua tahun yang lalu saya mulai berpikir bagaimana kalau bakat yang dimiliki petinju wanita Indonesia diangkat ke level internasional. Saya melihat peluang petinju wanita Indonesia sangat besar untuk merebut gelar internasional bahkan gelar juara dunia. Tinju pria kita juga bagus. Tetapi, persaingan terlalu banyak. Tinju wanita lebih menjanjikan dan itu sudah terbukti. Tahun lalu saya mencoba membawa Felmi Sumahe tampil di ring internasional dan dia berhasil merebut gelar juara WBA Asia.
Setelah Femli Sumahe, siapa.
Banyak. Sekarang saya sedang menyiapkan event tinju wanita. Saya sudah siap menghidupkan pertandingan tinju wanita nasional dan internasional. Saya akan mulai dari bawah lagi. Saya anggap yang kemarin itu sudah selesai. Nanti di setiap penyelenggaraan Big Fight harus ada pertandingan tinju wanita lokal. Sesama petinju wanita Indonesia kita tandingkan. Kalau yang kemarin itu kita datangkan lawan dari Thailand. Kita orbitkan sampai berhasil merebut gelar juara WBA Asia.
Siapa saja petinju pro wanita Indonesia.
Mungkin belum untuk saat ini. Makanya MDP (Martin Daniel Promotions) harus berani membuka kesempatan kepada siapa saja untuk terjun sebagai petinju wanita profesional.
Prestasi tinju wanita Indonesia belum muncul, tetapi bibit banyak. Tinju wanita itu legal. Kalau legal mengapa tidak kita orbitkan. Saya sebagai promotor sudah siap mengorbitkan mereka sampai ke tingkat internasional. Bahkan saya siap membawa mereka ke pertandingan kejuaraan dunia. Saya ingin menyelenggarakan kejuaraan dunia tinju wanita di Indonesia.
Tetapi, kembali lagi kepada petinjunya. Harus punya kemauan yang besar untuk menjadi juara. Manajemen tinju wanita harus diperbaiki. Tinju adalah uang dan bisnis. Sasana atau camp butuh uang untuk pembinaan petinju. Namun, saat ini di Indonesia, bisnis tinju jangan dibuat sebagai prioritas.
Kalau saya pikir bisnisnya, penyelenggaraan Big Fight tidak akan sampai seperti sekarang (Big Fight X berlangsung di Kampus Asmi, Jakarta, 28 September 2018). Kalau saya berpikiran ke bisnisnya, ini (pertandingan) sudah habis. Sudah tutup.
Apakah Anda akan rekrut petinju wanita yang sudah ada, di mana mereka sudah bertanding di bawah pengawasan Pertina.
Tidak. Saya tidak akan rekrut. Kemarin saja sudah ramai jadi pembicaraan. Saya dibilang mau rampas petinju. Padahal saya datang untuk melihat dan support petinju Indonesia yang bertanding di Asian Games. Saya setiap hari datang ke arena tinju Asian Games, Jakarta International Expo Kemayoran. Seharusnya ini prestasi. Sebab pengurus Pertina saja banyak yang tidak melihat pertandingan itu.
Sekarang sudah ada lima petinju wanita yang minta dimainkan di ring profesional. Mereka datang.
Mereka bicara soal uang.
Tidak. Tidak ada yang berpikir soal bayaran. Mereka ingin naik ring. Itu tujuannya. Tetapi, saya sebagai promotor pasti pikirkan soal bayaran.
Sebab soal bayaran petinju saya pikir ini sesuatu yang sangat spesial. Saya harus memikirkan bayaran setiap petinju. Bayaran harus transparan. Tidak manusiawi kalau kita promotor tidak pikir ke sana. Bayaran seorang petinju sangat penting, dan itu yang utama.
Setiap petinju yang datang diterima.
Nanti dulu. Kita seleksi dan kita lihat mana yang bagus. Kalau semuanya bagus, kita bisa ambil tempat sebagai mess petinju. Makin banyak petinju wanita yang terjun semakin enak seleksinya dan ini bukan hanya tinju wanita saja. Tinju prianya juga. Kalau mau juara latihan yang baik. Saya promotor, saya siap mengantar siapa saja sampai juara dunia.
Finon Manullang