Rondeaktual.com – Oleh Finon Manullang
Promotor Welly Koto, 54 tahun, dari HWK Boxing Promotion Cigombong, Bogor, Jawa Barat, akan menggelar pertandingan tinju profesional internasional Sabuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dr Dudung Abdurachman.
Tinggal dua hari lagi. Pertandingan dijadwalkan di Balai Sarbini, Jakarta, Jumat, 16 September 2022.
Partai utama, perebutan gelar juara lowong Asia Boxing Federation (ABF) kelas bulu yunior (55,338 kilogram/122 pon) selama delapan ronde kali tiga menit, antara Ghalatry Sonny (Indonesia) melawan Chanon Sankham (Thailand). Pemenang akan membawa pulang sabuk juara ABF dan sabuk emas KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Partai utama lainnya, perebutan gelar juara lowong WBC Asia Continental kelas ringan yunior (58,967 kilogram/130 pon) selama delapan ronde kali tiga menit, Serka Jason Butarbutar (Kodam Jayakarta Jakarta, Indonesia) melawan Juanito Paredes (Filipina). Pertandingan Balai Saribi merupakan karya ketiga promotor Welly Koto.
Bagaimana persiapan menjelang pertandingan internasional pada 16 September 2022?
Tidak ada masalah. Sampai sekarang (Rabu, 14 September 2022) sangat bagus. Ini tentu tidak lepas dari support Ketua Panitia (Kol Inf Dr Indarto Kusnohadi, SIP, SH, MH). Petinju kita perhatikan. Kita pantau terus, hampir setiap hari. Kita tidak ingin ada masalah di atas ring. Kita ingin petinju Indonesia (Ghalatry Sonny dari Kodam Siliwangi Bandung dan Jason Butarbutar dari Kodam Jaya Jakarta) jangan tampil asal-asalan. Mereka harus bisa menjaga kondisi terbaiknya. Mereka harus bisa memenangkan pertandingan, agar petinju dari Angkatan Darat ada yang menyandang gelar juara internasional. Sebelumnya, dari Angkatan Udara sudah ada yang juara internasional.
Bagaimana dengan petinju Juanito Paredes dari Filipina dan petinju Chanon Sankham dari Thailand?
Kita sengaja mendatangkan mereka lebih awal dan sudah berada di Indonesia sejak kemarin (Selasa, 13 September 2022). Mereka tinggal di hotel yang bagus, di samping Balai Sarbini, sehingga sangat memudahkan mereka untuk masuk ke arena pertandingan. Kita tidak tempatkan mereka jauh dari tempat pertandingan, yang bisa membuat petinju stress sebelum naik ring. Kita menghargai petinju tamu.
Juanito Paredes adalah seorang tentara. Lawannya, Jason Butarbutar, juga seorang tentanra. Saya kira ini menjadi salah satu yang menarik. Saya tidak perkirakan bakal ada KO tetapi ini akan menjadi partai berdarah-darah.
Partai Indonesia versus Thailand bakal seru. Tadi (Ghalatry) Sony bilang ke saya, bahwa dia ingin selesaikan masalahnnya pada ronde kelima. Sonny ingin memukul lawannya sampai KO pada ronde kelima. Sementara, petinju Thailand sudah menyatakan tekadnya untuk membawa pulang dua sabuk (sabuk ABF kelas bulu yunior dan sabuk emas KSAD Jenderan Dudung Abdurachman).
Itu janji petinju kepada saya. Kita lihat Jumat malam, janji siapa yang terbukti.
Anda mendukung petinju yang mana?
(Sambil tertawa), Sudah pasti petinju Indonesia. Saya ingin petinju Indonesia menang, supaya yang dari Angkatan Darat ada yang menyandang gelar juara internasional. Sesuai dengan visi dan misi kita, bahwa tahun ini Angkatan Darat harus memiliki petinju yang menyandang gelar juara internasional.
Bagaimana dengan petinju tuan rumah?
Petinju Indonesia sudah menempati kamar di hotel yang kita tunjuk, di mana petinju Thailand dan petinju Filipina menginap. Bahkan untuk partai tambahan, kita juga tempatkan di hotel yang sama. Kita mau semua petinju dalam kondisi siap tempur. Siap perang. Siap memenangkan pertandingan.
Tinggal di hotel bagus karena pihak hotel menjadi salah satu sponsor untuk pertandingan 16 September?
Bukan. Kita bayar. Tidak ada barter. Kita ada kerja sama dengan panitia. Terima kasih kepada TNI dan Babinsa. Kita sama-sama mencari juara internasional. Petinju kita (Ghalatry Sony) sudah sangat siap untuk membawa pulang sabuk emas KSAD. Begitupun dengan Jason (Butarbutar) sudah siap tempur untuk memenangkan sabuk Pangdam Jaya.
Bagaimana dengan wasit/hakim untuk pertandingan 16 September?
Kami sudah percayakan bahwa pengawas pertandingan adalah ATI (Asosiasi Tinju Indonesia). Ofisial ring, mulai dari wasit, hakim, dokter, semua dari ATI. Supervisor kita datangkan dari Thailand.
Kalau ingin melihat langsung pertandingan 16 September, bagaimana caranya?
Ada undangan. Panitia sudah mengedarkan 1.300 undangan dan itu tidak gratis. Penonton bisa duduk enak di Balai Sarbini. Bagi mereka para mantan petinju, ada undangan khusus. Gratis dan berdiri. Kalau duduk tidak mungkin, karena setiap undangan memiliki nomor kursi. Tidak boleh duduk di kursi yang berbeda dengan nomor undangannya.
Setiap petinju yang bertanding hanya boleh didampingi dua sekondan. Tidak boleh lebih, sehingga tidak ada lagi orang-orang yang berdiri di sudut petinju, yang selama ini sangat mengganggu kenyamanan penonton.
Kita harap teman-teman mantan petinju atau pengurus tinju, berpartisipasi biar kita sama-sama bisa membangun tinju pro. Ini event besar. Saya berharap, apa yang kami inginkan menjadi prestasi bagi petinju yang akan tampil. (Finon Manullang)