Rondeaktual.com, Jakarta – Pertandingan tinju militer telah berlangsung selama tiga hari di Sasana Ditpalad, Jatinegara, Jakarta Timur, 24-26 Juni 2019.
Semua tentara, putra dan putri. Diadakan untuk menyeleksi pembentukan tim TNI menuju Olimpiade Militer VII/2019 Wuhan, Cina, yang akan berlangsung 18-28 Oktober.
Bagaimana hasil dan kelanjutan seleksi, berikut petikan wawancara Ketua Panpel Mayor (CPL) Hebron.
Pertandingan final di hari terakhir berlangsung seru. Sampai ada yang jatuh-bangun. Bagaimana hasil seleksi dan kelanjutannya, Pak Hebron?
Hasil pertandingan berjalan jujur. Tidak ada intervensi. Semua kita percayakan kepada wasit dan hakim dari Pengprov Pertina Jawa Barat, selaku ofisial ring.
Kami selaku Ketua Panpel pertandingan seleksi telah memberikan pelayanan terbik.
Sebelum pertandingan, kita sudah sepakat bahwa juara satu dan juara dua akan dipanggil untuk mengikuti Olimpiade Militer di Cina. Pemenang satu masuk tim inti. Pemenang dua cadangan. Mereka akan menjalani latihan khusus.
Latihan khusus yang bagaimana?
Latihan khusus selama tiga bulan bersama pelatih asal Korea, Mister Chon (Chon in Ho). Beliau akan didampingi pelatih nasional Ronny Sigarlaki.
Mengapa memilih pelatih asal Korea dan berapa nilai kontraknya, kalau boleh tahu.
Mister Chon kebetulan berada di Indonesia sebagai pelatih Pertina Jawa Barat. Beliau terpilih karena Bintang 3 AIBA.
Saya kira semua tahu, bahwa tinju amatir ada sertifikasi, baik pelatih maupun wasit dan para hakim yang memberikan nilai.
Ada Bintang 1, Bintang 2, dan Bintang 3 tertinggi. Hanya pelatih Bintang 3 yang boleh mendapingi petinju ke arena pertandingan level dunia, termasuk Olimpiade Militer. Kalau dia bukan Bintang 3, dia hanya boleh di luar.
Kita tidak ada kontrak dengan Mister Chon. Saya sendiri yang datang ke KONI Jawa Barat, meminta supaya bersedia membantu tim TNI menghadapi Olimpiade Militer di bulan Oktober tahun ini di Wuhan, Cina.
Mister Chon akan didampingi pelatih Pertina Jawa Barat, yaitu Saudara Ronny Sigarlaki. Itu orangnya (Hebron menunjuk Chon in Ho dan Ronny Sigarlaki, yang duduk tak jauh dari pinggir ring tinju).
Selain itu, Serda Kusdiyono dan Alberto Alfons, ikut mendampingi pelatih.
Anda di posisi mana?
Kalau saya sebagai Komandan Pelatihan.
Di mana tempat latihan?
Untuk melaksanakan TC atau pemusatan latihan selama tiga bulan dari tanggal 15 Juli sampai 5 Oktober, tempatnya di KONI Jabar. Latihan dan tidur di sana.
Setiap atlet mendapat jaminan uang saku dan bonus akan diberikan setelah berhasil di Olimpiade Militer.
Setelah perjalanan tiga bulan, kami akan bentuk tim kontingen TNI.
Semua dijamin berangkat?
Nanti dulu. Selama latihan tiga bulan akan kita lihat, ada kemajuan atau malah mundur. Hanya petinju yang terbaik di kelasnya yang akan diberangkatkan. Tidak ada intervensi.
Pilihan benar-benar berdasarkan hasil latihan yang dicapai oleh si atlet itu sendiri. Tidak ada yang menolongnya selain diri sendiri. Harus yang terbaik. Power bagus. Teknik juga harus bagus dan harus dibarengi dengan mental yang kuat.
Tim TNI akan terdiri dari kelas 49 kilogram, kelas 52 kilogram, kelas 56 kilogram, kelas 60 kilogram, kelas 64 kilogram, dan kelas 69 kilogram. Itu untuk pria.
Untuk putri terdiri dari kelas 51 kilogram, kelas 57 kilogram, kelas 60 kilogram, dan kelas 69 kilogram. (Seleksi tidak menandingkan kelas 69 kilogram. Kelas ini hanya diikuti Sersan Dua (Kowad) Retno Apris Lestianingsih).
(finon manullang)