Rondeaktual.com – Pencetus pertandingan tinju ampro (amatir dan profesional) di atas kapal tongkang, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak, 60 tahun, menyatakan 100% siap maju menuju pemilihan Ketua Umum PP Pertina 2020-2024.
“Aku tak main-main,” kata jenderal bintang dua purnawirawan ini, yang suka menyebut dirinya sebagai aku. “Mencalonkan diri sebagai ketua umum Pertina sudah final.”
Musyawarah Nasional (Munas) Pertina terakhir diselenggarakan di Hotel Grand Mercure, Harmoni, Jakarta, Minggu, 24 April 2016, yang secara aklamasi mengantar Brigjen Pol Drs Johni Asadoma, M. Hum sebagai Ketua Umum PP Pertina 2016-2020.
Munas nyaris ricuh dan Pertina sempat nyangkut selama lebih empat bulan di Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI).
Sementara, Ketua Umum KONI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman melantik personalia Pertina di Wisma Serbaguna, Jalan New Dhelhi, Pintu Satu, Senayan, Jakarta, Kamis, 8 September 2016.
Itu sama saja 11 hari menjelang pertandingan cabor tinju PON XIX di GOR Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Berdasarkan Raple Pertina, Munas XX Pertina dijadwalkan 5 dan 6 Agustus 2020 di Banten atau di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Sekretaris Pengprov Pertina Banten, Warta Ginting, mengaku sudah sempat mencari penginapan yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Tetapi, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) menangguhkan jadwal Munas sampai batas yang tidak ditentukan.
Sambil menunggu kepastian penyelenggaraan Munas XX, Rondeaktual.com mengadakan wawancara dengan mantan Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana, Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak, S.I.P, M.Si, yang sudah menyatakan akan maju dalam Munas XX. Komaruddin Siantarman (sebutan bagi orang yang berasal dari Pematang Siantar) mengklaim sudah didukung 22 provinsi.
Berikut petikan wawancara Komaruddin Simanjuntak di Jakarta, Minggu (19/7/2020).
“Anda ingin maju dalam pemilihan ketua umum Pertina mendatang. Anda serius?”
“Sangat serius. Sudah empat bulan ini jalan bersama tim. Berarti itu serius. Tidak main-main. Tim terus bekerja menggalang dukungan. Sangat penting.”
“Bagaimana ceritanya sehingga menjadi sangat serius, kalau boleh tahu.”
“Awalnya seorang ibu (pengusaha hotel di Puncak Pass) mau maju. Siap membawa Pertina lebih baik. Saya diminta masuk sebagai Ketua Harian. Karena kenal dengan suami ibu tadi saya mau. Kebetulan sekali saya ini suka tinju. Tapi di tengah jalan tiba-tiba mundur. Beberapa teman tinju datang dan minta supaya saya yang maju. Mencalonkan diri. Saya mau asal ada dukungan. Dibuatlah dukungan. Sudah saya baca. Sudah ada 22 daerah yang mendukung saya. Tapi tolong dicatat baik-baik, saya tidak mau ada konflik. Tidak mau ada perselisihan. Saya mau yang baik-baik saja.”
“Dari mana saja datangnya dukungan itu.”
“Sudah banyak yang mendukung. Yang mendukung antara lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Barat, Maluku, dan yang lain. Jawa Barat juga. Nusa Tenggara Barat kita usahakan. Kalau Nusa Tenggara Timur lepas.”
“Bagaimana dengan tim?”
“Tim terus berkerja. Semua saya serahkan kepada tim. Ini alam demokrasi. Kandidat lebih dari satu itu wajar dan harus ada persaingan. Tapi itu tadi, tolong dicatat baik-baik saya tidak mau ada konflik. (Kalimat ”tidak mau ada konflit sampai dua kali diucapkan Komaruddin Simanjuntak, yaitu pada awal wawancara dan sebelum wawancara tutup). Saya tidak mau ada benturan. Pak Johni Asadoma (Ketua Umum PP Pertina 2016-2020) adalah adik saya, yunior saya. Saya orangnya begitu dari dulu. Harus baik-baik sebab ini olahraga.”
“Maksudnya, olahraga?”
“Olahraga itu harus jujur. Harus setia. Berani mengatakan yang benar kalau itu benar. Kita harus berani hormat kepada kawan yang lebih baik.”
“Dulu petinju?”
“Tidak. Saya bukan petinju tapi penggemar dan mendengar. Waktu kecil di kampung saya (Pematang Siantar, Sumatera Utara), saya sudah suka olahraga tinju. Lihat anak-anak berkelahi sudah biasa. Rasanya senang. Mungkin juga sudah tahu, kalau dari Siantar banyak petinju bagus.”
“Sempat Ketua Pertina.”
“Ya. Saya dulu Ketua Pengprov Pertina Kalimantan Selatan. Di sana ada kawan (wasit/hakim ***AIBA Hermanto Ginting) sampai sekarang. Waktu itu kami Dan Rem di sana (Korem 101/Antasari). Itu beberapa tahun yang silam. Sudah lama sekali. Saya sekarang pensiunan tentara. Itu modal saya. Karena selama berdinas banyak diajarkan masalah pembinaan untuk mempersiapkan prajurit ke medan pertempuran.”
“Kami juga lulusan Akabri (alumni Akademi Militer 1985). Sebagai pemimpin komandan, sebagai kawan, bapak, pelatih, dan selalu gotongroyong. Jangan pernah ego kalau bukan saya tidak jadi. Kamus saya terbuka dan bergotongroyong. Sebab kerja sama itu sangat penting. Di Pertina juga harus begitu. Harus sama-sama kerja pusat dan daerah.
“Tentang tinju amatir sekarang. Barangkali menarik.”
“Sudah lama tidak mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang. Ini yang harus kita kejar. Berat tapi kita serius. Kita harus siapkan pelatih. Kasih kesempatan kepada pelatih muda. Ini penting untuk regenerasi. Kita harus ciptakan banyak pelatih. Kita kirim keluar negeri, belajar ke negara yang tinjunya maju.” (rondektual.com / finon manullang)
Sebagai pecinta Tinju kita patut berbangga ada 2 jendral yg mau mengurus Pertina, 1 jendral aktif & 1 jendral purnawirawan. Hemat saya sebaikx Bpk.Irjen JA diberi kesempatan 2 periode untuk memperbaiki kekurangan2 sebelumx & Bpk.Mayjen KS diberi tempat jd Penasehat. Biasanya pemimpin organisasi akan berjalan lebih baik di periode kedua, krn dia tdk perlu lg belajar ttg organisasi itu sehingga bisa langsung bekerja dan sdh mengetahui masalah yg hrs dibenahi.berbeda dengan pejabat baru, butuh wkt untuk mengetahui masalah2 yg hrs dibenahi dlm organisasi sehingga hrs star dr Nol.